Kemenag Sumbar: Tak Benar Orang Minang Tidak Toleran, Kami Punya Bukti
JAKARTA - Pejabat Kementerian Agama wilayah Sumatera Barat menyebut orang Minang dikenal toleran dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Tidak benar adanya pandangan yang menilai warga Minang tidak toleran. Kami punya bukti bahwa orang Minang itu toleran. Jika ada yang mengatakan masyarakat Sumatra Barat tidak toleran, itu kurang tepat," kata Kabag TU Kemenag Sumbar Irwan di Padang, dikutip dari Antara, Selasa 1 Februari.
Ia mengatakan hal itu pada Program Dialog Sumbar dengan tema Perkokoh Toleransi Beragama di tengah merebaknya Omicron. Menurutnya, alasan pertama orang Minang amat toleran adalah hampir di seluruh penjuru dunia ada orang Minang, bahkan di pulau terkecil pun ada orang Minang dan ada rumah makan Padang.
"Di mana pun berada mereka diterima dan mendapat tempat, jika masyarakat Minang tidak toleran, akan sulit diterima dan sulit mendapatkan tempat,” ujarnya.
Kemudian, di Sumatera Barat, nama tempat dan nama daerah berasal dari nama suku daerah luar.
“Kita ada daerah namanya Kampung Jawa, Kampuang Kaliang, Kampung China, ini membuktikan orang Minang itu toleran buktinya orang dari luar Sumbar pun mendapat tempat di sini,” ujarnya.
Selanjutnya dari segi kehidupan beragama tidak ada agama lain yang tidak mendapat tempat di Sumatera Barat termasuk orang yang berbeda ras.
“Bahkan tidak didengar ada bentrokan fisik, perundungan dan lain sebagainya. Sesuai falsafah Minang, adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah,” ujarnya.
Baca juga:
Ia menyampaikan masyarakat Minang terbiasa bertoleransi dan menerima perbedaan dan sifat Ini harus dirawat terus, untuk memastikan keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk mendukungnya lanjut dia, Kementerian Agama juga sudah melakukan penguatan moderasi beragama menuju tahun toleransi 2022. Sumatera Barat menjadi salah satu proyek percontohan dan keteladanan hidup bertoleransi yang baik untuk Indonesia.
“Pada 2021 Kementerian Agama Sumatera Barat telah melakukan diskusi kelompok terpumpun bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan terkait tahun toleransi ini,” tuturnya.
Sejalan dengan itu Anggota Komisi V DPRD Sumbar Mochlasin menyampaikan masyarakat Minang bersifat terbuka. Anggota dewan yang berasal dari Jawa Timur ini juga bangga dan mengapresiasi kehidupan masyarakat di Sumatera Barat.
Ia menilai ciri khas warga Minang adalah pandai berkawan dan pandai bersahabat sehingga tidak ada sikap memilah-milah sehingga bisa sukses di perantauan.
Di sisi lain ia menilai masyarakat Minang terbuka Dalam menilai sesuatu, standarnya objektif dan mengacu kepada nilai kejujuran, sportivitas, kapasitas, integritas dan sebagainya.