Waduh, Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Samarinda Masih Rp42.000 per 2 Liter
JAKARTA - Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat, terpantau masih tinggi, antara Rp35 ribu hingga Rp42 ribu per liter untuk satu kemasan yang berisi 2 liter.
Di Pasar Inpres Jalan Merdeka misalnya, rata-rata untuk kemasan 0,5 liter masih seharga Rp11 ribu, kemasan 1 liter seharga Rp20 ribu, dan untuk minyak goreng dengan kemasan 2 liter seharga Rp39 ribu.
Kemudian di Pasar Segiri, minyak goreng dengan kemasan berisi 2 liter seharga antara Rp35 ribu hingga Rp42 ribu per liter, tergantung merk sehingga sejumlah konsumen hanya menanyakan harga tapi tidak jadi membeli.
"Ini cuma Rp35 ribu pak karena minyak ini stok lama. Di los lain masih dijual Rp40 ribu per kemasan, bahkan ada yang lebih mahal," kata seorang pedagang sembako di salah satu los di Pasar Segiri, dikutip dari Antara, Jumat 28 Januari.
Sementara di pintu masuk Pasar Segiri, sejumlah warga tampak antre untuk membeli minyak goreng dalam rangka operasi pasar yang digelar oleh Dinas Perindustrian Kota Samarinda.
Minyak goreng yang tersedia dalam operasi pasar hari ini hanya untuk kemasan 2 liter dengan harga Rp28 ribu. Hal ini sesuai dengan ketetapan pemerintah yang memberlakukan minyak goreng satu harga, yakni Rp14 ribu per liter.
Baca juga:
- Wilmar, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune Milik Konglomerat Martua Sitorus Raup Penjualan Rp3,68 Triliun di Kuartal III 2021
- Deretan Konglomerat Kelapa Sawit yang Nikmati Berkah dari Naiknya Harga Minyak Goreng: Martua Sitorus, Anthony Salim, Eka Tjipta, hingga Sukanto Tanoto
- Ini Penyebab Wilmar Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune Labanya Anjlok 20 Persen Meski Raup Pendapatan Rp1,1 Triliun
Diana, warga yang ikut antre untuk membeli minyak goreng dalam operasi pasar, terlihat hanya membeli satu bungkus (kemasan) berisi 2 liter, karena ia mengaku tidak diperbolehkan petugas ketika ingin membeli dua kemasan.
"Tadinya saya mau beli dua bungkus, tapi dilarang oleh petugasnya. Katanya sih, satu orang hanya satu bungkus. Untungnya saya ke sini dengan ibu saya, jadi masing-masing membeli satu bungkus," katanya.
Sementara di beberapa swalayan atau mini market, tidak terlihat minyak goreng yang biasanya dipajang di rak khusus minyak. Ketika ditanyakan ke pelayan, dikatakan bahwa minyak goreng masih kosong dan ia tidak bisa memastikan kapan datangnya.