Pasang Lampion Merah di Balai Kota Solo, Gibran Rakabuming: Imlek Sudah 2 Tahun Hilang, Masa Tahun Ini Hilang Lagi
JAKARTA - Ratusan lampion berwarna merah terpasang di Balai Kota Solo. Ornamen khas jelang perayaan Imlek ini terlihat begitu indah mengundang minat warga untuk mengabadikannya dalam foto. Tak hanya di Balai Kota, ribuan lampion juga akan dipasang di sekitar Pasar Gede Solo.
Pemerintah Kota Solo sudah memberikan lampu hijau untuk perayaan Imlek, termasuk Cap Go Meh. Hanya, dalam upacara ini tedapat sejumlah ketentuan, termasuk penerapan protokol kesehatan ketat mengantisipasi kerumunan dan penyebaran COVID-19.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebutkan, perayaan ini tak mungkin dilakukan semeriah tahun sebelumnya mengingat potensi penularan COVID-19 masih ada. Pemkot telah menyiapkan berbagai skema lewat Satpol PP termasuk panitia penyelenggara Imlek demi mencegah kerumunan.
"Yang penting protokol kesehatan ketat," ucap Gibran dilansir lewat kanal Youtube berita surakarta, Kamis, 27 Januari.
Gibran tak ingin, roda ekonomi berhenti meski COVID-19 masih ada. Apalagi, sudah dua tahun ini, Solo tak lagi merayakan Imlek.
"Yang namanya kegiatan ekonomi enggak boleh berhenti meski di tengah pandemi. Imlek sudah dua tahun hilang masa satu lagi hilang?"
"Ini tidak akan semeriah tahun lalu, ada beberapa yang akan kami hilangkan, itu saja," ucap Gibran.
Soal peningkatan kasus COVID-19, Gibran menjawabnya diplomatis. "Kan sudah ditekankan Kemenkes dalam dua bulan ke depan pasti ada peningkatan tidak masalah. Yang penting prokes ketat!," tegas putra sulung Presiden Joko Widodo ini.
Terpisah, Ketua Panitia Bersama Imlek 2572/2022, Sumartono Hadinoto menambahkan, pihaknya menerapkan sejumlah adaptasi untuk Imlek tahun ini. Selain proke, perayaan di balai kota digelar secara terbatas.
Baca juga:
- Lantik Dewan Pakar Beragama Kristen, PKS: Kita Tak Mau Gembar-Gembor Partai Terbuka
- 'Puji Tuhan', Kata Evalina Heryanti Seorang Kristiani yang Ditunjuk Jadi Dewan Pakar PKS
- Kecewa Hasil Tes Calon ASN, Massa Rusuh Bakar Gedung Dinasker Keerom Papua
- Segala Alasan Kenapa Kita Harus Berdiri di Satu Sisi soal Pemenjaraan Jerinx
Misalnya tamu undangan di balai kota dibatasi hanya 200 orang. Atraksi 10 barongsai ke balai kota juga diganti cucuk lampah menghindari kerumunan.
"Nantinya, Barongsai tersebut mengantar pak wali dari transit ke pendapi Gede Balaikota," ujarnya.