Mengenal Ragam Suku Bangsa yang Mendiami Provinsi Bengkulu
JAKARTA - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman. Selain dari sisi bahasa, keanekaragam juga dapat dilihat dari suku bangsa. Melansir BPS.go.id, Senin, 24 Januari, setidaknya ada 1.340 suku bangsa yang menempati Indonesia. Ini karena satu provinsi memiliki 3 hingga 15 suku bangsa.
Di provinsi Bengkulu, misalnya. Suku bangsa di Bengkulu terdiri dari suku bangsa asli dan suku bangsa pendatang. Penduduk asli Bengkulu terbagi atas empat suku besar yakni suku bangsa Melayu, suku bangsa Rejang, suku bangsa Serawai, dan suku bangsa Enggano. Ada juga suku-suku bangsa pendatang yang bertransmigrasi di Bengkulu.
Sungku bangsa Melayu
Suku bangsa Melayu merupakan salah satu suku bangsa yang tinggal di Bengkulu. Mayoritas masyarakatnya menempati wilayah sekitar pesisir dan paling banyak di kota Bengkulu. Suku bangsa Melayu Bengkulu merupakan pencampuran antara suku bangsa asli dengan orang Melayu pendatang.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Melayu dialek Bengkulu. Profesi masyarakat Melayu di Bengkulu yaitu nelayan, pedagang, dan pekerja kantoran.
Suku bangsa Enggano
Suku bangsa Enggano menetap di pulau Enggano, Bengkulu. Suku Enggano sendiri, terbagi lagi menjadi enam sub suku yakni Kauno, Kaitora, Kaarubi, Kaaruba, Kaohoa dan Kamay yang berarti pendatang.
Islam dan Kristen merupakan dua kepercayaan yang dianut oleh orang-orang suku Enggano. Karena menetap di wilayah pesisir, maka sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan.
Suku bangsa Rejang
Suku bangsa Rejang menjadi kelompok suku bangsa paling banyak yang tinggal di Bengkulu. Suku bangsa ini dapat ditemukan di Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang, dan sebagian kabupaten Bengkulu Utara.
Dalam pergaulan sehari-hari, suku bangsa Rejang menggunakan bahasa Rejang. Ada empat dialek yang biasa dituturkan, yaitu dialek Kepahiang (Rejang Ho), Selupuh (Rejang Musai), Rejang Lebong, dan Rejang Pesisir. Sebagian besar suku bangsa Rejang bermata pencaharian sebagai petani.
Banyak masyarakat suku bangsa Bengkulu Rejang berprofesi sebagai petani, namun ada juga yang berdagang, beternak, berladang, berlayar, dan buruh pabrik.
Baca juga:
- Pedagang Pasar Tradisional di Bengkulu Soal Minyak Goreng Rp14.000: Bingung Mau Jual Berapa, Kalau Ikuti Pemerintah, Kami Rugi
- Heboh Bunga Bangkai 50 Centimeter Mekar di Halaman PAUD Kota Bengkulu, Boleh Lihat Tak Boleh Disentuh
- Ibadah Umrah Dibuka, Permohonan Paspor di Bengkulu Meningkat
- Sepanjang 2021, Bengkulu Dilanda Gempa 414 Kali
Suku bangsa Serawai
Suku bangsa di Bengkulu terakhir ada suku bangsa Serawai. Suku ini kebanyakan bertempat tinggal di kabupaten Bengkulu Selatan dan kabupaten Seluma. Mereka hidup berkelompok dalam sebuah desa dengan menggunakan bahasa Serawai sebagai bahasa pergaulan. Ada dua dialek yang sering dipakai, yaitu dialek Talo dan Manna.
Orang suku Serawai banyak bekerja sebagai petani. Mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Namun, ada juga beberapa yang masih mengembangkan kepercayaan nenek moyang.
Selain suku bangsa asli Bengkulu, ada juga beberapa suku bangsa pendatang seperti suku Jambi, suku Riau, suku Palembang, suku Minangkabau, suku Sunda, suku Jawa, dan suku Bali. para pendatang ini asalnya dari program transmigrasi pemerintah Belanda yang digalangkan tahun 1930 dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia pada 1965-an. Meski ada banyak suku bangsa tinggal di Bengkulu, namun hingga kini masyarakat Bengkulu bisa menjaga keberanekaragaman tersebut dengan baik.