VAR yang Kian Menimbulkan Kontroversi di Liga Inggris

JAKARTA - Daniel Agger mengecam penggunaan VAR (Video Assistant refferee) dalam sepak bola. Teknologi ini menambah kontroversi Liga Premier musim ini dan terbukti sangat tidak populer di kalangan penggemar. 

Wolverhampton Wanderers menjadi tim keempat pekan ini yang harus menerima kenyataan gol mereka dibatalkan. Dalam pertandingan melawan Liverpool di Anfield, Minggu, 29 Desember malam, VAR memutuskan salah satu pemain mereka offside sebelum gol tercipta.

Menanggapi keputusan tersebut, sekaligus seluruh keriuhan yang disebabkan VAR pada musim ini, mantan kapten Liverpool Daniel Agger buka suara melalui Twitter.

"Saya cukup beruntung bisa memainkan permainan sepak bola yang indah tanpa VAR," kicau Agger. 

"Menurut saya ini adalah sebuah bencana. Meskipun itu membantu tim saya hari ini. 

"Mainkan saja permainannya!" 

Kicauan tersebut dilengkapi dengan foto Agger yang menendang wajah Robin van Persie dalam sebuah pertandingan antara Denmark kontra Belanda.

Sementara itu kapten Wolves Conor Coady menyatakan VAR tidak bekerja dengan baik lantaran timnya dirugikan oleh dua keputusan dalam laga tersebut.

Gol kemenangan Liverpool di babak pertama diberikan setelah wasit Anthony Taylor sempat memutuskan bola lebih dulu mengenai lengan Adam Lallana sebelum dikonversi jadi gol oleh Mane.

Coady juga meyakini bola mengenai lengan Virgil van Dijk lebih dulu sebelum ia mengirimkan umpan kepada Lallana yang berujung gol Mane.

Sebaliknya Wolves yang mencetak gol melalui Pedro Neto tak lama setelah Mane, malah dianulir. Dari tayangan ulang VAR tampak bagian lengan bek sayap Wolves Jonny Castro berada sedikit di depan pemain terakhir Liverpool.

"Keputusan (VAR) membunuh kami, (VAR) itu selalu melawan kami," Coady, yang juga merasa betapa sulitnya Wolves mengalahkan Manchester City 3-2 pada Jumat lantaran berbagai keputusan VAR, kepada Sky Sports

"Ini konyol. Orang-orang membicarakan VAR tetapi mereka tidak menanyakan kepada kami (para pemain) tentang situasinya. Bagi saya, itu tidak berhasil."

Coady melanjutkan, ia berbicara dengan Taylor selama pertandingan. Meski sang wasit bisa diajak bicara, dia tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.

"Kami pikir Van Dijk telah melakukan handball dengan baik menjelang gol (Mane). Itulah yang kami pikirkan. Kemudian dia [Taylor] memberi tahu saya bahwa Van Dijk terlalu jauh. Saya tidak bisa memahaminya. Van Dijk melakukan operan untuk (terciptanya) gol," Coady menambahkan.

"Dia adalah pemain yang fantastis, dan itu umpan yang brilian, tetapi, dari suaranya, dia menggerakkannya (tangan). Jadi saya tidak tahu di mana salahnya kami, tetapi bagi saya itu bukan hal bagus, karena itu terjadi dua kali - melawan Liverpool dan Manchester City, dua tim terbaik di planet ini."

>