Menolak Digusur: PKL di UKI Tiduran di Jalan dan Duduki Eskavator, Jadi Tontonan Pengendara Motor dan Mobil
JAKARTA - Penertiban lahan pedagang kaki lima (PKL) yang menempati trotoar di sepanjang kawasan UKI, Kramat Jati, Jakarta Timur masih berlangsung histeris. Para pedagang menolak digusur dan dipindah ke tempat yang dianggapnya sepi.
Para pedagang yang telah menjajakan makanan dan minuman selama puluhan tahun itu menolak keras dipindah. Mereka masih bertahan dengan lokasi sekarang ini yang dianggapnya ramai pembeli.
Para pedagang menolak keputusan Pemerintah Kota Jakarta Timur terkait penertiban dan relokasi ke tempat lainnya.
Mirisnya, aksi penolakan diikuti teriakan histeris dan diwarnai Isak tangis dari para pedagang. Mereka tidak mau direlokasi ke tempat lainnya.
"Bagaimana makan kami, darimana? Ini (relokasi) dikasih di Pasar Rebo yang sepi. Saya tidak mau direlokasi di Pasar Rebo. Pencarian kami dari sini doang," kata Neli Manalu, salah satu pedagang minuman yang tergusur, Selasa 18 Januari.
Penertiban pedagang yang dilakukan Pemkot Jakarta Timur untuk mengembalikan fungsi trotoar dari para pedagang. Terlebih, saat pandemi, keberadaan pedagang kerap mengundang kerumunan massa dan kemacetan.
Asisten Pemkot Jakarta Timur Eka Darmawan mengatakan, selain penegakkan perda, kegiatan yang dilakukan jajarannya untuk mengembalikan fungsi tata ruang.
"Kita minta dikembalikan fungsi itu sebagaimana mestinya dari para pedagang. Kita sudah sosialisasi dan undang. Pada saat pandemi ini, mereka sering timbulkan kerumunan, kita lakukan operasi perda dan ppkm," katanya di lokasi.
Sekitar 30 pedagang yang menempati pedestrian dan trotoar yang ditertibkan petugas. Nantinya mereka akan direlokasi ke lokbin di kawasan Cililitan dan Munjul.
"PKL kita lakukan sosialisasi penempatan di lokbin Cililitan dan lokbin Munjul. Ada penolakan itu wajar, karena pedagang ini lebih dari 45 tahun. kita minta kembalikan fungsinya, fungsi pedestrian dikembalikan," ujarnya.
Penolakan relokasi para pedagang di UKI membuat situasi di jalan ramai, bahkan macet. Bagaimana tidak, sejumlah pedagang melakukan aksi tidur di jalan dan menduduki eskavator agar petugas tidak menggusurnya.
Sedangkan pengendara motor dan mobil hanya bisa melihat aksi para pedagang tiduran di jalan. Mereka berharap perjalanannya bisa berlanjut.
Baca juga:
- Dukacita Para Selebrita untuk Virgil Abloh Meninggal Dunia
- Cuma Dipakai Sekali, Baju Louis Vuitton untuk BTS Bakal Dilelang
- Kemenkominfo Gandeng 2 Lembaga Awasi Platform dengan Transaksi NFT
- Associated Press Masuki Dunia NFT, Kolektor Bisa Beli Foto Bersejarah Kantor Berita Itu yang Diberi Token Khusus