Ukuran Penis Pria Menciut Empat Sentimeter Setelah Terinfeksi COVID-19, Ini Penjelasan Ahli
JAKARTA - Seorang pria Amerika Serikat yang tidak ingin disebutkan namanya mengklaim penisnya menciut sekitar empat sentimeter atau sekitar satu setengah inci, merusak apa yang disebutnya sebagai kepercayaan diri di tempat tidur, usai terinfeksi virus corona.
Pria itu membagikan ceritanya di podcast "How to Do It", menunjukkan bahwa, sebelum dia jatuh sakit karena COVID-19, ukuran penisnya dikatakan "di atas rata-rata".
"Sekarang saya telah kehilangan sekitar satu setengah inci dan menjadi jelas kurang dari rata-rata. Ini tampaknya karena kerusakan pembuluh darah, dan dokter saya tampaknya berpikir itu mungkin permanen," keluhnya, mengutip Sputnik News 14 Januari
"Seharusnya itu tidak terlalu penting, tetapi itu berdampak besar pada kepercayaan diri saya pada kemampuan saya di tempat tidur," ungkapnya.
Ketakutan pria itu rupanya bukan hal yang aneh, seperti yang dikatakan ahli urologi bahwa fenomena "COVID dick" itu nyata, karena penis bisa mengecil akibat kerusakan pembuluh darah.
"Memang benar memiliki disfungsi ereksi menyebabkan pemendekan," kata Ashley Winter, ahli urologi AS dengan sistem perawatan kesehatan Kaiser Permanente California, kepada podcast.
"Anda memiliki periode waktu di mana penis tidak meregang dengan sendirinya, di mana tidak memasukkan semua darah penuh ke dalamnya, dan itu dapat menyebabkan jaringan parut pada penis dan pemendekan penis," paparnya.
Baca juga:
- Belum Dua Tahun, Food Truck yang Jajakan Nasi Goreng hingga Nasi Campur Ini Masuk Tiga Besar Terbaik di Australia
- Belasan Wisatawan Tewas Membeku dalam Kemacetan di Tengah Cuaca Ekstrem, PM Pakistan Perintahkan Penyelidikan
- Ada Varian Omicron, Starbucks Wajibkan Karyawannya Untuk Divaksinasi COVID-19 atau Mengikuti Tes Mingguan
- Presiden Filipina Duterte Perintahkan Aparat Tangkap Warga yang Enggan Divaksin COVID-19 dan Nekat Keluar Rumah
Untuk diketahui, menurut penelitian tentang gejala virus corona dan efek jangka panjangnya yang dilakukan oleh University College London, sekitar lima persen pria mengalami penurunan ukuran testis atau penis.
Sementara, sekitar lima belas persen mengalami kehilangan ereksi. Beberapa ahli farmasi, bagaimanapun, percaya penurunan ukuran dapat diobati dengan obat yang sama yang digunakan untuk mengobati kelumpuhan yang tidak diinginkan, termasuk Viagra.