Jadi Pilot Helikopter di Perang Falklands dan 22 Tahun Dinas Tentara, Ini Deretan Gelar Militer Pangeran Andrew yang Dicopot
JAKARTA - Keluarga Kerajaan Inggris memutuskan untuk mencopot gelar kerajaan serta sederet gelar militer yang dimiliki oleh Pangeran Andrew Albert Christian Edward, singkat dikenal sebagai Pangeran Andrew Duke of York pada Hari Kamis, seiring dengan gugatan terkait pelecehan seksual yang dihadapinya di Amerika Serikat (AS).
Keputusan keluarga Kerajaan kemarin berefek pada hilangnya semua koneksi kerajaan Pangeran Andrew. Selain itu, ia akan kehilangan panggilan 'Yang Mulia' yang sebelumnya selalu mengawali penyebutan namanya secara resmi.
"Dengan persetujuan Ratu, afiliasi militer Duke of York dan perlindungan kerajaan telah dikembalikan kepada Ratu," sebut Istana Buckingham dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 14 Januari.
"Duke of York akan terus tidak melakukan tugas publik dan membela kasus ini sebagai warga negara," sambung pernyataan tersebut, efek lain yang harus dialami sang pangeran.
Sebuah sumber kerajaan mengatakan keputusan atas Andrew datang setelah diskusi luas di antara keluarga Kerajaan, dengan afiliasi militer dan patronasenya akan didistribusikan kembali ke anggota keluarga lainnya.
Melansir BBC, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan tidak ada komentar tentang gelar militer Duke yang dikembalikan kepada Ratu, menyebut itu adalah masalah Istana.
Berdinas di militer selama 22 tahun, Pangeran Andrew memiliki pengalaman panjang. Pada Perang Falklands 1982, ia menjabat sebagai pilot helikopter.
Mahfumnya anggota keluarga kerajaan memiliki berderet gelar militer, demikian pula dengan Pangeran Andrew. Pengumuman kerajaan membuat ia kehilangan sederet gelar militer bergengsi, salah satunya Colonel of the Grenadier Guards, salah satu resimen infanteri paling senior di tentara Inggris.
Gelar lain yang dicopot darinya antara lain: Honorary air commodore of RAF Lossiemouth, Colonel-in-chief of the Royal Irish Regiment, Colonel-in-chief of the Small Arms School Corps, Colonel-in-chief of The Royal Lancers (Queen Elizabeth's Own), Colonel-in-chief of the Yorkshire Regiment, Colonel-in-chief of the Small Arms School Corps, Commodore-in-Chief of the Fleet Air Arm, Royal colonel of the Royal Highland Fusiliers serta Royal colonel of the Royal Regiment of Scotland.
Duke juga akan kehilangan beberapa peran kehormatan di luar negeri termasuk Colonel-in-chief of The Royal Highland Fusiliers Of Canada, Colonel-in-chief of the Royal New Zealand Army Logistic Regiment, Colonel-in-chief of the Princess Louise Fusiliers of Canada and Colonel-in-chief of the Queen's York Rangers (1st American Regiment).
Meski demikian, pihak Istana telah mengonfirmasi ia akan tetap mempertahankan pangkat Wakil Laksamana miliknya. Dia diangkat menjadi Wakil Laksamana oleh Angkatan Laut pada hari ulang tahunnya yang ke-55 pada tahun 2015.
Sedianya, ia akan dipromosikan sebagai Laksamana pada hari ulang tahunnya yang ke-60 pada tahun 2020. Namun, ini ditunda lantaran ia telah mundur dari tugas publik tahun 2019. Pada saat itu, Istana mengatakan penunjukan militer lainnya telah ditangguhkan.
Baca juga:
- Belum Dua Tahun, Food Truck yang Jajakan Nasi Goreng hingga Nasi Campur Ini Masuk Tiga Besar Terbaik di Australia
- Belasan Wisatawan Tewas Membeku dalam Kemacetan di Tengah Cuaca Ekstrem, PM Pakistan Perintahkan Penyelidikan
- Ada Varian Omicron, Starbucks Wajibkan Karyawannya Untuk Divaksinasi COVID-19 atau Mengikuti Tes Mingguan
- Presiden Filipina Duterte Perintahkan Aparat Tangkap Warga yang Enggan Divaksin COVID-19 dan Nekat Keluar Rumah
Selain itu, tampaknya ia akan mempertahankan peran konstitusionalnya sebagai 'Penasihat Negara', salah satu dari empat bangsawan yang dapat melakukan tugas resmi Ratu jika dia tidak sehat.
Untuk diketahui, beberapa badan amal dan organisasi lain telah memutuskan hubungan mereka dengan sang duke, tetapi ia terus memegang lusinan patronase kerajaan, termasuk menjadi pelindung atau anggota klub golf bergengsi, sekolah dan perwalian budaya.