PDIP Sebut Risma dan Gibran Layak jadi Cagub DKI, Pengamat: Kapasitasnya Masih Level Daerah

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, mengomentari pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menilai Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka layak menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Menurutnya, penilaian Hasto masih dapat diperdebatkan. Sebab, Risma selama menjadi wali kota Surabaya hanya menonjol dalam pembangunan pertamanan dan jalan-jalan utama.

"Pembangunan infrastruktur tampaknya tidak terlalu menonjol. Kesejahteraan masyarakat juga tidak meningkat signifikan," ujar Jamiluddin di Jakarta, Senin, 10 Januari.

Selama menjadi Menteri Sosial, lanjut Jamiluddin, Risma juga belum punya prestasi yang menonjol. Justru, kata dia, yang banyak diketahui masyarakat hanya perilaku marah-marah daripada kinerjanya.

"Jadi yang diketahui masyarakat hanya kontroversial Risma saja," katanya.

Sementara Gibran, Jamiluddin menilai, juga belum ada kinerjanya yang dapat dibanggakan. Selama menjadi wali kota Solo, Gibran, terkesan hanya menjalankan hal-hal rutin.

"Belum ada gebrakan yang monumental bagi warga Solo," jelasnya.

Jamiluddin mengatakan, keduanya terkesan tak punya visi mumpuni untuk membangun Jakarta. Padahal Jakarta dihuni warga yang sangat kritis dan mengharapkan pemimpin cerdas yang siap melayani.

"Warga Jakarta tidak mengharapkan pemimpin tempramental. Jadi, baik Risma maupun Gibran tampaknya belum layak untuk memimpin Jakarta. Kapasitas keduanya masih level daerah," ujar Jamiluddin.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya punya banyak stok kader berkualitas untuk diusung sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

"Cukup banyak calon pemimpin, karena proses kaderisasi di sekolah partai, mereka layak untuk dicalonkan di Jakarta," kata Hasto dalam keterangannya, Jumat, 7 Januari.

Hasto mengatakan kader-kader tersebut di antaranya Menteri Sosial Tri Rismaharini, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mantan Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dan Bupati Gianyar I Made 'Agus' Mahayastra.

Untuk Risma, Hasto mengatakan mantan Wali Kota Surabaya itu telah membuktikan kepemimpinannya selama dua periode di ibu kota Jawa Timur. Risma dinilai telah melakukan perubahan signifikan, seperti merawat lingkungan hingga tata kota.

Adapun Gibran dinilai masih perlu membuktikan kepemimpinannya di Solo, seperti yang dilakukan Risma. Kata Hasto, Gibran banyak meminta ilmu kepada Risma dalam memimpin Solo.

"Ibu Risma menjadi salah satu pengajar yang menyampaikan berbagai aspek strategis tentang bagaimana membangun kota agar lebih manusiawi, agar setiap warganya bergotong royong dengan penuh kesadaran, memperindah kota, dan kemudian membawa kemajuan bagi setiap warganya," kata Hasto.