BI Sebut Inflasi Rendah Akibat Permintaan Domestik yang Belum Kuat
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) merespon laporan inflasi pada sepanjang tahun ini yang bertengger di level 1,87 persen secara tahunan (year-on-year). Menurut bank sentral, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di 2021 tetap rendah dan berada di bawah kisaran sasaran 3 persen plus/minus 1 persen.
“Inflasi yang rendah tersebut dipengaruhi oleh permintaan domestik yang belum kuat sebagai dampak pandemi COVID-19, pasokan yang memadai, dan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menjaga kestabilan harga,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan pers dikutip Selasa, 4 Januari.
Erwin menambahkan, kebijakan Bank Indonesia tetap konsisten menjaga ekspektasi inflasi terjangkar sesuai sasaran dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. Dikatakan dia jika inflasi volatile food terkendali sebesar 3,20 persen y-o-y, didukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan yang tetap terjaga.
Baca juga:
Sementara itu, inflasi administered prices meningkat dari tahun lalu menjadi sebesar 1,79 persen y-o-y, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pascapelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas.
“Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya sasaran 3 persen plus/minus 1 persen pada 2022,” tutup Erwin.