Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5 Persen di 2022, dengan Asumsi Tidak Ada Lonjakan Kasus COVID-19
JAKARTA - Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2022 diprediksi akan tumbuh dikisaran 4 hingga 5 persen. Hal ini karena didorong kinerja sejumlah indikator ekonomi yang jauh lebih baik dibanding dengan tahun ini.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal menyakini bahwa ekonomi Indonesia di tahun depan akan jauh lebih baik. Namun, Faisal mengatakan bahwa ekonomi Indonesia masih akan dibayangi oleh ketidakpastian terutama oleh penyebaran COVID-19 varian Omicron.
Faisal mengatakan bahwa prediksi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan CORE Indonesia, berada di bawah prediksi pertumbuhan ekonomi pemerintah yang diangka 5,2 persen.
"Untuk tahun 2022 kami telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan tumbuh sebesar 4-5 persen dan potensi tumbuh di 2022 lebih bagus," tuturnya dalam acara 'Refleksi Ekonomi Akhir Tahun CORE', Rabu, 29 Desember.
Faisal mengatakan proyeksi tersebut dibuat dengan asumsi pengendalian pandemi COVID-19 di Tanah Air relatif bagus. Sehingga, masyarakat tidak menahan mobilitasnya seperti yang terjadi di pertengahan 2021.
Baca juga:
- Kabar Baik dari Menko Airlangga: Pemerintah Janjikan Kemudahan Syarat KUR Tahun Depan
- Kilas Balik Tahun 2021, Menperin Agus Gumiwang Sebut Sektor Industri Masih Jadi Penopang Utama Ekonomi, Bagaimana Proyeksi untuk 2022?
- Permintaan dari China Naik, Ekspor Rumput Laut Indonesia Meningkat di Tengah Pandemi
"Yang kedua, tidak ada lonjakan kasus di luar ekspektasi dari varian omicron," tuturnya.
Menurut Faisal, sebetulnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun pun bisa lebih tinggi, namun tertahan oleh beberapa kebijakan pemerintah yang berusaha mengembalikan defisit di angka 4 persen. Seperti penurunan drastis anggaran pembangunan ekonomi nasional (PEN).
"Tetapi jangan lupa juga ada beberapa kebijakan di 2022 yang berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi untuk lebih tinggi, karena secara fisik arahnya sudah lebih ketat, defisitnya sudah lebih rendah dan belanjanya sudah lebih dikurangi," ucapnya.