Layanan Telemedis Meningkat 600 Persen di Masa Pandemi
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyebut ada lonjakan penggunaan layanan konsultasi kesehatan jarak jauh (telemedis) hingga 600 persen pada masa pandemi COVID-19.
Itu artinya, kata Johnny, pembatasan sosial pada wabah COVID-19 akan mempercepat program pemerintah berupa akselarasi transformasi digital, khususnya di bidang pelayanan kesehatan.
"Terjadi lonjakan kunjungan ke aplikasi telemedis 600 persen selama masa pandemi. Kebiasaan baru di bidang kesehatan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja dan justru harus dimanfaatkan sebaik-baiknya," kata Johnny dalam siaran langsung akun YouTube Kemkominfo TV, Sabtu, 22 Agustus.
Mumpung pengguna meningkat, Johnny merasa perlu mengembangkan terobosan pemanfaatan teknologi untuk melayani kesehatan masyarakat. Saat ini, Kemkominfo menyiapkan roadmap untuk menyediakan alokasi frekuensi yang khusus bagi pelayanan telemedis.
Baca juga:
"Kami melihat frekuensi digital dividen yang dimungkinkan dihasilkan dari refarming pita frekuensi untuk juga diaplikasikan bagi telemedicine dan teleleducation," jelas Johnny.
Kemudian, ada juga pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence), big data, dan sederet teknologi digital lainnya yang akan meningkatkan kecepatan layanan kesehatan.
"Teknologi tersebut tengah dikembangkan untuk berbagai tujuan, mulai dari pengecekan gejala (penyakit), sampai deteksi lebih dari 600 jenis penyakit secara digital," ungkap dia.
Penggunaan layanan telemedis, kata Johnny, juga dapat memudahkan penanganan COVID-19 secara lebih luas. Cara ini bisa membantu mendeteksi hingga ke tahapan apakah seorang pasien harus menjalani tes PCR atau tidak.
"Lebih jauh lagi, bantuan konsultasi telemedis bisa menekan jumlah pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit atau pusat kesehatan lain, serta efisiensi kecepatan penanganan medis," tuturnya.