Ketegangan Moskow-Barat Meningkat: Tentara Bayaran Rusia Dikerahkan ke Ukraina Timur, Pengalaman Perang di Suriah
JAKARTA - Tentara bayaran Rusia telah dikerahkan ke Ukraina timur yang dikuasai separatis dalam beberapa pekan terakhir, untuk memperkuat pertahanan melawan pasukan pemerintah Ukraina saat ketegangan antara Moskow dan Barat meningkat, empat sumber mengatakan kepada Reuters.
Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia telah memindahkan puluhan ribu tentara reguler ke pos-pos yang lebih dekat ke Ukraina dan ditindaklanjuti dengan menuntut jaminan keamanan mendesak dari Barat yang dirancang, kata Moskow, untuk mencegah Ukraina dan negara-negara tetangga lainnya digunakan sebagai pangkalan untuk menyerangnya.
Dari empat sumber, tiga menggambarkan tawaran mereka dari perekrut tentara bayaran untuk pergi ke Donbass. Mereka mengatakan, perekrut tidak mengungkapkan siapa yang mereka wakili. Keempat sumber menolak disebutkan namanya, dengan alasan kekhawatiran akan keselamatan mereka.
Dua dari tiga sumber mengatakan, mereka telah menerima; yang ketiga mengatakan dia telah menolak.
"Ada rumah yang penuh. Mereka mengumpulkan semua orang dengan pengalaman tempur," kata salah satu dari dua yang menerima, dikutip dari Reuters 24 Desember.
Lebih jauh sumber itu mengatakan, dia sebelumnya bertempur di Ukraina dan Suriah untuk kelompok kontraktor keamanan Rusia yang operasinya sangat selaras dengan kepentingan strategis Rusia. Namun, dia menolak untuk mengidentifikasi kontraktor tersebut.
Pejuang itu mengatakan, dia berencana untuk bergabung dengan sesama tentara bayaran di sisi perbatasan Rusia dengan wilayah Luhansk yang dikuasai separatis di Ukraina timur.
Terpisah, Kremlin mengatakan itu tidak ada hubungannya dengan kontraktor militer swasta Rusia yang operasinya digambarkan sebagai sukarelawan tanpa koneksi ke negara.
"Ini pertama kalinya kami mendengar tentang ini dan kami tidak tahu seberapa andal pernyataan ini," jelas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov
Peskov mengatakan tidak ada pasukan reguler Rusia atau penasihat militer di Ukraina timur dan tidak pernah ada, lantaran Moskow tidak mempertimbangkan untuk mengirimnya. Tapi, Kyiv membantahnya dan mengatakan pasukan reguler Rusia hadir.
Alexander Ivanov, kepala Komunitas Petugas Untuk Keamanan Internasional, sebuah kelompok non-pemerintah yang mewakili kontraktor Rusia di Republik Afrika Tengah, mengatakan dia "tidak memiliki satu konfirmasi pun" bahwa tentara bayaran Rusia telah dikerahkan ke Ukraina.
Tiga dari sumber mengatakan, mereka tidak mengetahui adanya rencana untuk serangan baru Rusia di Ukraina atau persiapan yang akan menyarankan satu akan datang.
Salah satu sumber, seorang kontraktor yang telah mengambil bagian dalam operasi Rusia di luar negeri dan telah tiba di Ukraina timur mengatakan, pengerahan itu untuk tujuan pertahanan. Tentara bayaran pertama mengatakan hal yang sama.
Terpisah, sumber lain mengatakan dia tidak terlibat langsung dalam pengerahan itu, tetapi berhubungan dengan orang-orang di lapangan yang sedang menjalani pelatihan khusus. Dia mengatakan tujuan pengerahan itu adalah apa yang dia sebut kegiatan sabotase untuk merusak stabilitas di Ukraina.
Republik Rakyat Donetsk (DPR) memproklamasikan kemerdekaannya dari Ukraina pada 2014 setelah pejuang separatis menguasai sebagian Ukraina timur. Didukung oleh Rusia, status memproklamirkan dirinya belum diakui secara internasional.
Alexander Borodai, mantan perdana menteri DPR dan kepala Persatuan Relawan Donbass, mengatakan organisasinya tidak terlibat dalam perekrutan tentara bayaran untuk timur Ukraina. Anggota organisasinya sebelumnya bertempur di Ukraina dan Suriah.
"Jika dan ketika dibutuhkan, kami akan memanggil orang. Tetapi belum ada panggilan untuk saat ini," jelas Borodai, yang juga anggota parlemen untuk partai yang berkuasa di Rusia, Rusia Bersatu.
Baca juga:
- Rusia Tidak Ingin Mencari Konflik, Presiden Putin Sebut Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing Sebagai Kesalahan
- Militer Jepang dan Amerika Serikat Siapkan Rancangan Rencana Operasi Bersama Jika Terjadi Kontingensi di Taiwan
- Angkatan Laut AS Sita 1.400 Pucuk Senapan Serbu AK-47 dan 226.600 Amunisi, Diduga untuk Pemberontak Yaman
- Nilai Italia Memiliki Peran Penting di Eropa, Presiden Putin: Kami Kembangkan Senjata Teknologi Tinggi dengan China
Sementara itu, juru bicara separatis Eduard Basurin mengatakan dia tidak tahu apa-apa tentang penempatan kontraktor keamanan Rusia baru-baru ini ke Ukraina timur.
Dinas intelijen militer Ukraina menolak berkomentar, sementara dinas keamanan negara tidak menjawab permintaan komentar.
Untuk diketahui, Barat dan Ukraina di pihak mereka menuduh Rusia menimbang serangan baru terhadap tetangga selatannya secepat bulan depan, sesuatu yang dibantah Moskow.
Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung separatis pro-Rusia yang merebut sebagian besar kawasan industri Donbass di Ukraina timur pada tahun yang sama, dan terus memerangi pasukan pemerintah Ukraina di sana.