Selandia Baru Tunda Pembukaan Kembali Perbatasan, Menteri COVID-19: Bukti Tunjukkan Varian Omicron Paling Menular
JAKARTA - Selandia Baru pada Hari Selasa menunda rencana pembukaan kembali perbatasannya secara bertahap hingga akhir Februari, dengan alasan penyebaran global yang cepat dari varian Omicron dari virus corona.
Negara yang terletak di Pasifik selatan ini baru saja mulai melonggarkan beberapa tindakan pandemi terberat di dunia, merencanakan pelonggaran pembatasan perbatasan internasionalnya pada Januari mendatang, dengan semua turis asing diizinkan masuk mulai April mendatang.
Perjalanan non-karantina, yang akan dibuka untuk warga Selandia Baru di Australia mulai 16 Januari, akan ditunda hingga akhir Februari, kata Menteri Tanggap COVID-19 Chris Hipkins pada konferensi pers di Wellington.
"Semua bukti sejauh ini menunjukkan Omicron sebagai varian COVID-19 yang paling menular," ujarnya mengutip Reuters 21 Desember.
"Tidak diragukan lagi ini mengecewakan dan akan mengganggu banyak rencana liburan, tetapi penting untuk menetapkan perubahan ini dengan jelas hari ini, sehingga mereka dapat memiliki waktu untuk mempertimbangkan rencana tersebut," tandasnya.
Tindakan tersebut merupakan tindakan pencegahan, karena masih belum jelas seberapa parah varian Omicron dan dampaknya terhadap sistem kesehatan belum sepenuhnya dipahami, ujar Hipkins.
Baca juga:
- Surat Kabar Inggris Terbitkan Foto PM Boris Johnson yang Diduga Gelar Pertemuan di Taman saat Penguncian COVID-19
- Inggris Laporkan Lebih dari 12 Ribu Kasus Varian Omicron Sehari, Menteri Kesehatan: Tidak Ada Jaminan Pandemi Ini
- Genjot Vaksinasi COVID-19, Iran Umumkan Kasus Pertama Varian Omicron
- Antisipasi Varian Omicron saat Libur Natal dan Tahun Baru, Pakar Kesehatan Desak Pemberian Vaksin Dosis Booster
Selain itu, Selandia Baru juga mengatakan lama tinggal di fasilitas karantina negara akan ditingkatkan dari seminggu menjadi 10 hari. Persyaratan tes pra-keberangkatan untuk memasuki Selandia Baru dikurangi dari 72 jam menjadi 48 jam sebelum perjalanan.