Pengelola Plaza Indonesia yang Dipimpin Rosano Barack Mertua Syahrini Targetkan Renovasi Grand Hyatt Rampung di 2023
JAKARTA - PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) menargetkan renovasi Hotel Grand Hyatt akan selesai pada 2023. Pengerjaan proyek tersebut didanai fasilitas pinjaman senilai 35 juta dolar AS.
Direktur Plaza Indonesia Realty Evy Tirtasudira mengatakan belanja modal tahun depan bakal digunakan mayoritas untuk renovasi Grand Hyatt yang akan dilakukan secara bertahap hingga 2023 mendatang.
"Belanja modal mayoritas untuk renovasi Grand Hyatt didanai menggunakan fasilitas pinjaman 35 juta dolar AS yang dilakukan secara bertahap. Dana itu akan sampai dengan 2023 dan sekarang masih dalam pengerjaan,” katanya pada paparan publik, Selasa 14 Desember kemarin.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Anthony Prabowo mengatakan, renovasi masih dalam tahap pengerjaan. Perusahaan tempat mertua Syahrini, Rosano Barack jadi Komisaris ini telah menyelesaikan 56 persen pengerjaan kamar.
Anthony menjelaskan, meski pandemi masih berlangsung, perseroan tidak mengurungkan niat untuk melakukan renovasi Grand Hyatt. Pasalnya pembaruan nuansa dinilai membuat okupansi kamar menjadi lebih baik.
Sejak pandemi melanda tingkat okupansi kamar hotel Plaza Indonesia hanya berkisar antara 4 persen hingga 38 persen selama 14 bulan. Akan tetapi, realisasi tersebut meningkat drastis sejak Juli hingga September.
Baca juga:
- Meski Rugi Rp575 Miliar, Pengelola Plaza Indonesia yang Dipimpin Mertua Syahrini Rosano Barack Mau Bagi Dividen Rp304 Miliar
- Pengelola Plaza Indonesia yang Dipimpin Rosano Barack Mertua Syahrini Ini Raup Laba Rp205 Miliar dari Sebelumnya Rugi Rp791 Miliar
- Siapa Rosano Barack, Ayah Mertua Syahrini dan Pebisnis yang Dekat dengan Klan Soeharto
"Antara Juli sampai September okupansi kamar mencetak angka tertinggi selama masa pandemic COVID-19. Untuk November bahkan sudah breaking EBITDA," imbuhnya.
Sebagai informasi, pendapatan PLIN mencapai Rp447,43 miliar di semester I 2021. Jumlah itu menurun dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya Rp491,54 miliar.
Adapun, perseroan mampu membalikkan posisi rugi menjadi laba bersih berkat penyesuaian nilai wajar property investasi. Dengan begitu laba bersih menjadi Rp205,34 miliar sedangkan tahun lalu merugi hingga Rp1,01 triliun.