BMKG: 75 Kali Gempa Susulan Terjadi di Laut Flores
JAKARTA - Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengemukakan sudah terjadi 75 kali gempa susulan dengan kekuatan maksimal magnitudo 6,8 sejak gempa pertama terjadi di Laut Flores.
Daryono mengatakan telah terjadi gempa susulan 75 kali sampai sore sejak gempa pertama dengan magnitudo 7,4 terjadi di 112 kilometer barat luat Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Daryono mengatakan guncangan terbesar dalam rangkaian gempa susulan itu adalah bermagnitudo 6,8.
Sebelumnya telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores pada Selasa, 14 Desember, pukul 10.20 WIB. Episenter gempa itu berada 112 kilometer barat laut dari Kota Larantuka di NTT di kedalaman 10 kilometer.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan sempat terdeteksi tsunami setinggi 0,07 meter atau 7 sentimeter di dua titik, yaitu Marapokot, Kabupaten Nagekeo, NTT, pada pukul 10.36 WIB serta Reo di Kabupaten Manggarai pada pukul 10.39 WIB.
Saat berita ini diturunkan BMKG telah mengakhiri masa peringatan dini tsunami tersebut.
Baca juga:
- Peringatan Dini Tsunami yang Disebabkan Gempa Magnitudo 7,4 di Larantuka, Dicabut BMKG
- Bersama Ganjar Pranowo, Jokowi Tanam Bawang Merah di Temanggung
- Pihak Medis RS Harapan Kita Sebut Haji Lulung Meninggal Usai Gangguan Irama Jantung
- Mensos Risma Gerak Cepat Data Anak Yatim Piatu Imbas Erupsi Gunung Semeru
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari bangunan yang rusak akibat gempa dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores karena masih adanya potensi gempa susulan.
“Kami mohon karena gempa-gempa susulan masih terjadi, maka mohon agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Selasa.
Dia juga meminta masyarakat, khususnya di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata untuk tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah melaporkan sebanyak 230 rumah di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, rusak berat setelah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan terdapat pula satu unit gedung sekolah, dua bangunan tempat ibadah dan satu rumah jabatan kepala desa yang terdampak gempa bumi itu.