Sosok Haji Lulung Bagi Gubernur Anies Baswedan: Selama Ini Hibahkan Waktu dan Energi untuk Jakarta
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merasa sangat kehilangan dengan sosok Abraham Lunggana atau Haji Lulung yang meninggal dunia pagi tadi. Kata Anies, Lulung sangat berpengaruh bagi kemajuan Indonesia, khusus di Ibu Kota.
"Kami Jakarta merasa kehilangan, telah berpulang yang selama ini hibahkan waktu, energi, sumber daya untuk kemajuan masyarakat Jakarta," kata Anies usai salatkan jenazah Haji Lulung di Masjid Al Anwar, Selasa 14 Desember.
Anies menilai kepergian Haji Lulung meninggalkan duka mendalam karena warga harus kehilangan salah satu tokoh berpengaruh Ibu Kota.
Pengaruh Haji Lulung dalam membenahi DKI sangat terlihat --kata Anies-- ketika dia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI. Bahkan, pengaruh Haji Lulung sangat terasa saat menjadi tokoh masyarakat di wilayah Tanah Abang.
Anies berharap seluruh warga DKI akan terus mengenang sosok Haji Lulung dan karya-karyanya dalam memajukan Jakarta.
"Kita tahu catatan jariyah di Jakarta dan Insyaallah ilmu yang ditularkan dicatat Allah, dilapangkan kuburnya dan dimuliakan derajatnya serta ditempatkan di jannah tertinggi," kata Anies.
Haji Lulung meninggal dunia pada pukul 10.51 WIB karena sakit jantung. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, Haji Lulung wafat pada pukul 10.51 WIB di RS Harapan Kita.
Baca juga:
- Rumah Duka Dipadati Pelayat, Mereka Kehilangan Tokoh Betawi yang Sederhana
- Wakil Ketua DPRD Fraksi Gerindra Kenang Momen Klop Bareng Haji Lulung Saat Dulu Kritik Ahok
- Kerajaan Bisnis yang Berhasil Dibangun Haji Lulung: Punya 7.000 Karyawan di Perusahaan Jasa Keamanan, Perparkiran, dan Penagihan Utang
- Haji Lulung Alami Badai Irama Jantung 200 Kali per Menit Usai Kondisi Stabil 4 Hari
Tim dokter RS Harapan Kita Jakarta menjelaskan penyebab politikus PPP Abraham Lunggana alias Haji Lulung meninggal dunia.
Kepala Kelompok Staf Medis Rawat Intensive dan Kegawatdaruratan Cardiovascular dr Dafsah Arifa Juzar mengatakan, Lulung sebelum mengembuskan napas terakhir sempat mengalami badai irama jantung. Badai irama inilah yang membuat kondisi jantung Lulung tidak stabil.
"Jadi kalau kayak kita kan normal 60/100, ya. Nah kalau dia itu 200 kali per menit. Sehingga jantung tidak bisa memompa darah, tensinya turun," ujar Dafsah di RS Harapan Kita, Jakarta Barat, Selasa, 14 Desember.
Dafsah menerangkan, kondisi gangguan jantung ini dialami Lulung selama 14 hari atau sejak 28 November 2021 sampai 14 Desember 2021. Karena gangguan tersebut, eks Wakil Ketua DPRD DKI itu dirujuk dan dirawat intensif di RS Harapan Kita.