Rumah Duka Dipadati Pelayat, Mereka Kehilangan Tokoh Betawi yang Sederhana
JAKARTA - Ratusan warga memadati kediaman Ketua DPW PPP DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Haji Lulung untuk melayat dan melepas kepergian tokoh Betawi itu yang meninggal hari ini. Haji Lulung mengembuskan napas terakhir usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita.
Salah satu warga menyebut Haji Lulung selama hidup sangat bermasyarakat. "Mau berpartisipasi terhadap masyarakat," katanya, Selasa, 14 Desember.
Menurut Ketua RW setempat, Haji Lulung mengaku sangat kehilangan sosok putra Betawi. "Kehilangan banget tokoh Betawi sederhana," kata Ahmad Maulana.
Diberitakan sebelumnya, tim dokter RS Harapan Kita Jakarta menjelaskan penyebab politikus PPP Abraham Lunggana alias Haji Lulung meninggal dunia.
Kepala Kelompok Staf Medis Rawat Intensive dan Kegawatdaruratan Cardiovascular dr Dafsah Arifa Juzar mengatakan, Lulung sebelum mengembuskan napas terakhir sempat mengalami badai irama jantung. Badai irama inilah yang membuat kondisi jantung Lulung tidak stabil.
"Jadi kalau kayak kita kan normal 60/100, ya. Nah kalau dia itu 200 kali per menit. Sehingga jantung tidak bisa memompa darah, tensinya turun," ujar Dafsah di RS Harapan Kita, Jakarta Barat, Selasa, 14 Desember.
Baca juga:
- Peringatan Dini Tsunami yang Disebabkan Gempa Magnitudo 7,4 di Larantuka, Dicabut BMKG
- Bersama Ganjar Pranowo, Jokowi Tanam Bawang Merah di Temanggung
- Pihak Medis RS Harapan Kita Sebut Haji Lulung Meninggal Usai Gangguan Irama Jantung
- Mensos Risma Gerak Cepat Data Anak Yatim Piatu Imbas Erupsi Gunung Semeru
Dafsah menerangkan, kondisi gangguan jantung ini dialami Lulung selama 14 hari atau sejak 28 November 2021 sampai 14 Desember 2021. Karena gangguan tersebut, eks Wakil Ketua DPRD DKI itu dirujuk dan dirawat intensif di RS Harapan Kita.
Kemudian, kata Dafsah, Lulung mengalami badai irama jantung setelah kondisinya stabil selama empat hari pada 24 - 28 November 2021. Setelah kondisi jantung tidak stabil, dokter melakukan perawatan dengan memberikan obat-obatan kepada Lulung. SalahВ satu obat yang diberikan adalah obat penenang agar Lulung bisa tidur dalam (deep sleep), tetapi tetap dalam keadaan sadar.
"Jadi kami memang sengaja buat tidur dalam. Supaya tidak ada rangsangan yang mencetus. Mengurangi rangsanganlah, yang dapat menyentuh gangguan irama," jelas Dafsah.
Namun, pada Senin, 13 Desember, kemarin, sekitar pukul 17.30 WIB, kondisi kesehatan Lulung semakin menurun.
"Dan pada pukul 10.50 dinyatakan meninggal dunia," ujar dr Dafsah.