Pemerintah Bayangan Myanmar, NUG, Gunakan Tether Sebagai Alat Pembayaran Lokal

JAKARTA – Pemerintah bayangan Myanmar, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang dipimpin oleh para pendukung dari pemimpin Myanmar yang kini dipenjarakan Aung San Suu Kyi, telah menyatakan stablecoin Tether (USDT) berbasis dolar Amerika Serikat sebagai mata uang resmi untuk penggunaan lokal.

Menurut laporan yang diterbitkan di Bloomberg, NUG akan menerima Tether untuk kampanye penggalangan dana yang sedang berlangsung dalam usaha mereka menggulingkan rezim militer yang saat ini berkuasa di Myanmar.

Pemerintah bayangan ini juga telah mengumpulkan 9,5 juta dolar AS (Rp 136 miliar) melalui penjualan “Obligasi Perbendaharaan Khusus Revolusi Musim Semi” yang ditawarkan kepada diaspora Myanmar di seluruh dunia. Grup ini bertujuan untuk mengumpulkan  1 miliar dolar AS (Rp 14,3 triliun) melalui penjualan obligasi yang diterbitkan NUG.

Kementerian Perencanaan, Keuangan, dan Investasi NUG memposting pengumuman tentang langkah tersebut di Facebook pada Senin.

Menurut laporan Cointelegraph, keputusan NUG untuk menjadikan Tether sebagai mata uang resmi mereka telah menabrak larangan penggunaan kripto yang diberlakukan oleh Bank Sentral Myanmar pada Mei tahun lalu.

Penggabungan Tether sebagai mata uang resmi untuk penggunaan lokal didorong oleh masalah privasi dan penyitaan dana oleh rezim militer Myanmar saat ini. Menteri Keuangan NUG mengatakan alasan utama di balik penggabungan Tether adalah “penggunaan domestik untuk memudahkan dan mempercepat perdagangan, layanan, dan sistem pembayaran saat ini.”

NUG diakui sebagai pemerintah resmi Myanmar oleh Senat Prancis dan Parlemen Uni Eropa pada Oktober 2021. Namun, Amerika Serikat belum membuat langkah apa pun ke arah ini. Keputusan NUG untuk menerima dan menggunakan stablecoin Tether dapat menjadi topik diskusi di antara negara-negara, terutama pada saat pemerintah AS ingin memberlakukan kebijakan penerbitan stablecoin yang ketat.