Pemkab Batang Jateng Tawarkan Relokasi 10 Keluarga yang Tinggal di Kawasan Kawah Gunung Sipandu
BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menawarkan relokasi kepada 10 keluarga yang tinggal di sekitar kawah Gunung Sipandu di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, karena lokasinya berdekatan dengan wilayah rawan bencana seperti tanah longsor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Ulul Azmi mengatakan pemerintah sudah menyiapkan tanah bengkok desa sebagai tempat relokasi yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi semula.
Selain itu, kata dia, pemkab juga sudah menyiapkan dana pembangunan rumah warga yang berasal dari bantuan dari pemerintah pusat.
"Rencananya, proses pemberian dan pembangunan rumah relokasi itu disertai tukar guling lahan warga. Akan tetapi, penawaran relokasi dari pemkab ditolak warga," katanya dikutip Antara, Senin, 13 Desember.
Ulul Azmi mengatakan kawah Gunung Sipandu yang berada di Dataran Tinggi Dieng ini setiap tahun mengalami pelebaran sehingga kondisi itu berbahaya bagi warga yang berada di sekitar lokasi tersebut.
Menurut dia, dengan ditolaknya penawaran dari pemkab maka dana pembangunan rumah itu sudah dikembalikan kepada pemerintah pusat karena anggaran itu tidak bisa digunakan.
"Kami berharap para warga itu berubah pikiran karena pelebaran kawah Gunung Sipandu masih berlangsung sehingga rawan terjadi bencana," katanya.
Baca juga:
- Respons Narkosun hingga Denny Siregar soal Pemerkosaan Santri, Ridwan Kamil: Niatnya Mungkin Menebar Bensin Framing
- Rapor Merah Pemerintahan Presiden Jokowi Versi Survei Indopol: Pemberantasan Korupsi Hingga Kemiskinan
- Dua Minggu PPKM Jawa-Bali: Kasus Aktif Nasional Turun, Kasus Baru Terbanyak di Jawa Barat
- KPK Pilih Kantor BPK Yogyakarta untuk Periksa 4 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Proyek Stadion Mandala Krida
Ia mengingatkan warga yang berada di wilayah atas maupun bawah terus meningkatkan kewaspadaan bencana karena intensitas curah hujan masih cukup tinggi mengguyur wilayah setempat.
"Kami ingatkan jaga kewaspadaan saat curah hujan dengan intensitas tinggi karena rawan menimbulkan tanah longsor dan banjir," katanya.