Setelah Satelit Uni Soviet Sputnik I, Kini Vaksin Sputnik V yang Bikin Geger Dunia

MOSCOW - Seluruh dunia sedang berlomba-lomba membuat vaksin untuk mematikan Covid-19. Presiden Vladimir Putin mengklaim, Rusia menjadi pemenang membuat vaksin Covid-19. Vaksin buatan Rusia itu diberi nama Sputnik V.

Sputnik V, nama yang disematkan untuk vaksin itu, punya arti besar bagi Rusia saat masih menjadi Uni Soviet. Sputnik adalah satelit buatan pertama Uni Soviet yang diorbitkan pada 4 Oktober 1957 silam. Sputnik diluncurkan dari Kosmodrom Baykonur, di RSS Kazakhstan. Peluncuran Sputnik menjadi salah satu poin penting dari Perang Dingin. Sputnik mengejutkan dunia Barat, dan menyebabkan Amerika Serikat memulai perlombaan mengusai Antariksa dengan Uni Soviet.

"Pagi ini, untuk pertama kalinya di dunia, vaksin untuk melawan Covid-19 telah didaftarkan," kata Putin seperti dikutip dari South China Morning Post, 12 Agustus.

Presiden Vladimir Putin langsung promosi dengan Sputnik V. Vaksin itu katanya sudah diberikan kepada salah satu putrinya dengan metode diinokulasi. Menurut KBBI, inokulasi adalah pemasukan bakteri, virus, atau vaksin ke dalam tubuh melalui luka atau melalui alat yang digoreskan pada kulit dan tidak selalu menimbulkan infeksi.

Sputnik V dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya bekerja sama dengan kementerian pertahanan Rusia dan badan pemerintah lainnya. Putin juga menjelaskan, putrinya sempat naik suhu tubuhnya pada suntikan kedua.

"Itu saja," lanjut Putin.

Para ilmuwan tidak terlampau gembira dengan kehadiran Sputnik V. Mereka khawatir justru dengan kecepatan Rusia menciptakan dan mengembangkan Sputnik V. Dugaan mereka, para peneliti Rusia jangan-jangan sedang mencari jalan pintas karena tekanan pemerintahan Putin.

WHO juga bereaksi. Cap persetujuan dari WHO terhadap sebuah vaksin memerlukan tinjauan data keamanan yang ketat.

"Kami berhubungan dekat dengan otoritas kesehatan Rusia dan diskusi sedang berlangsung sehubungan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin WHO," kata juru bicara badan PBB Tarik Jasarevic di Jenewa.

Kirill Dmitriyev, yang mengepalai Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), mengatakan produksi industri akan dimulai pada September. Bersama mitra asing, bahkan Rusia mengklaim siap memproduksi 500 juta dosis vaksin per tahun di lima negara. Dia juga meminta supaya jangan ada yang mendeskreditkan vaksin Rusia.