Pengungsi Asal Afghanistan Nekat Bakar Diri di Kantor UNHCR Medan, Api Berkobar Besar

MEDAN - Seorang pengungsi asal Afghanistan melakukan percobaan bunuh diri denggan cara membakar dirinya sendiri di depan kantor UNHCR, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Sumatera Utara. 

Aksi percobaan bunuh diri dengan membakar diri yang dilakukan pengungsi itu terekam dalam video dan viral di media sosial. Saat itu, korban tiba-tiba datang ke depan pintu gedung UNHCR. 

Aksi itu dihalau oleh temannya sesama pengungsi, namun gagal. Api yang berasal dari korek yang dipegangnya langsung menyambar tubuh korban.

Korban sempat berlari- lari di depan gedung tersebut karena merasa kesakitan. Beberapa sekuriti gedung mencoba menyelamatkannya dengan memadamkan api.

Dari informasi yang didapat, sebelum membakar dirinya, pengungsi itu terlebih dahulu melumuri tubuhnya dengan bahan bakar minyak. 

Seorang pengungsi, Muhammad Zuma Moshini mengatakan, pengungsi tersebut bernama Ahmad Shah (22). Ia diduga nekat membakar diri sendiri lantaran mengalami depresi.

"Ya itu benar, tadi ada kejadian membakar diri di depan kantor UNHCR, dan dia mengalami depresi, dia mengalami stress," kata Zuma Moshini kepada wartawan, Selasa, 30 November.

Zuma mengatakan saat ini kerabatnya tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dia melihat kerabatnya mengalami luka kabar di sekujur tubuh.

"Mukanya sudah terbakar, belakangnya, kanan kirinya, tangannya sudah sangat parah. 70 persen dan lagi di rumah sakit nggak boleh kita masuk," terangnya.

Selain itu, Zuma mengungkapkan percobaan bunuh diri yang dilakukan pengungsi warga Afghanistan di Kota Medan bukan kali pertama. 

Dia mengatakan bahkan kerabatnya sudah 14 orang yang melakukan bunuh diri karena depresi.

"Yang terbaru bunuh diri tahun 2019 dan 2017. Total semua yang bunuh diri ada 14 orang. Ini karena stres, depresi hidup lama di Indonesia dan mengalami hidup ketidakjelasan selama bertahun-tahun," ungkapnya. 

Karena itu, dia meminta agar pemerintah Indonesia bisa membantu mencarikan solusi bagi para pengungsi. 

"Kami minta tolong sama IOM dan organisasi Internasional untuk mencari solusi yang terbaik bagi kami. Dunia sudah tahu negara kami tidak aman," ujarnya.