Sebut Ada Senior TNI Bisikkan soal Jual Beli Hukum, Demokrat Kubu KLB: AHY Melecehkan TNI
JAKARTA - Partai Demokrat kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang tak tinggal diam soal penjelasan mengenai senior TNI yang disebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sering membisikkan soal Moeldoko.
Juru bicara kubu Moeldoko Muhammad Rahmad menilai, penjelasan yang disampaikan anak buah AHY, Herzaky Mahendra, hanya upaya untuk mengaburkan pernyataan anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Menurutnya, anak buah AHY tidak memahami tata bahasa yang baik. Padahal kata Rahmad, AHY jelas dan tegas menyampaikan secara terbuka ke publik bahwa ada masukan dari seniornya di TNI terkait jual beli hukum.
"Jika mengamati rilis yang disampaikan Demokrat kubu AHY, Jumat, 26 November, maka rilis itu sangat berbeda dengan pernyataan AHY. Rilis kubu AHY menyebut bahwa yang memberikan masukan kepada Ketum PD AHY ini adalah para senior purnawirawan TNI," ujar Rahmad dalam keterangannya, Jumat, 26 November.
Dikatakan Rahmad, senior di TNI mengandung arti TNI aktif yang pangkatnya di atas AHY atau di atas Mayor, pangkat terakhir AHY sebelum akhirnya keluar dari kedinasan TNI. Sedangkan AHY, kata dia, tidak menyebut purnawirawan TNI.
"AHY adalah lulusan Universitas NTU Singapura dan Harvard Amerika Serikat. Seorang yang terdidik, lulusan perguruan tinggi terbaik, yang mengerti dan sangat paham tata bahasa. Dia sangat paham dan sangat bisa membedakan arti antara senior di TNI dengan senior purnawirawan TNI. Oleh karena itu, rilis yang disampaikan Herzaky, anak buah AHY itu adalah bentuk keputus-asaan dan tidak mengerti arti bahasa," tegas Rahmad.
Rahmad melihat sikap AHY yang menyebutkan masukan senior di TNI soal praktik jual beli hukum amat melecehkan institusi TNI. Pihaknya melihat, AHY merasa TNI dalam genggamannya sehingga dengan enteng menyampaikan kepada publik ada masukan dari seniornya di TNI tentang praktik jual beli hukum.
"Pernyataan AHY itu sangat keji, sekaligus juga sangat melecehkan institusi TNI dan Peradilan kita. Karena itu, Panglima TNI perlu mengusut tuntas maksud ucapan AHY itu agar TNI tidak tercoreng nama baiknya. Agar publik tidak mempersepsikan TNI turut campur tangan secara diam diam dalam urusan politik partai demokrat yang menjadi partai oposisi pemerintah," pungkas Rahmad.
Baca juga:
- Satgas COVID-19 Keluarkan SE Perkuat Inmendagri, Simak Lagi Aturan Pembatasan Mobilitas Natal-Tahun Baru
- Sempat Nol Kasus Kemarin, Pasien COVID-19 di Tanjungpinang Hari Ini Bertambah 1, Kota Batam 2 Orang
- 'Selama Pandemi, Seluruh Tenaga Didik Dituntut untuk Bekerja Secara Ikhlas'
- Kemenkes: Tidak Ada Klaster Baru COVID-19 dari Gelaran WSBK Mandalika
Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebutkan kubu Moeldoko kian putus asa setelah gugatan mereka tidak diterima di Kemenkumham, PTUN, dan Mahkamah Agung.
Hal ini kata Herzaky terlihat dari pernyataan gerombolan KLB ilegal pendukung begal partai KSP Moeldoko yang sekarang malah membawa-bawa Panglima TNI dan menuduh petinggi TNI aktif terlibat politik.
"Ini tuduhan sangat serius yang dilancarkan Rahmad juru bicara gerombolan KLB Ilegal. Sebaiknya segera minta maaf, karena Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sudah tegas-tegas menyatakan profesionalitas dan netralitas TNI. Institusi TNI selama ini selalu terjaga netralitasnya. Keterlaluan sekali Rahmad ini menuduh-nuduh Panglima TNI dan institusi TNI," kata Herzaky Mahendra Putra, Jumat, 26 November.
Ia menegaskan pihak yang memberikan masukan kepada AHY adalah senior di TNI yang sudah tidak aktif sebagai anggota TNI atau purnawirawan. "Yang memberikan masukan kepada Ketum PD AHY mengenai Moeldoko selama ini adalah para senior purnawirawan TNI, termasuk seniornya Moeldoko. Sama sekali tidak ada perwira aktif TNI," jelas Herzaky.
Herzaky meminta Jubir Partai Demokrat KLB Deli Serdang untuk tidak asal berbicara dan menuduh. "Jadi, Rahmad jangan mengada-ada dan menuduh-nuduh Panglima TNI. Janganlah kebiasaan gerombolan KSP Moeldoko melakukan abuse of power, melanggar aturan, menabrak norma-norma kepatutan dan kepantasan, kembali dibawa-bawa karena gagal total di pengadilan," pungkas Herzaky Mahendra Putra.
Diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku sempat diperingatkan oleh para seniornya di internal TNI terkait sosok Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Menurut AHY, para seniornya di TNI menyebut bahwa Moeldoko adalah sosok yang tak akan berhenti sampai keinginannya tercapai. Untuk mencapai keinginan, katanya, Moeldoko bahkan bisa menghalalkan segala cara, hingga membeli hukum.
"Saya pribadi sempat diberi peringatan oleh senior-senior saya di TNI; KSP Moeldoko tidak akan berhenti sampai keinginannya tercapai," kata AHY, Rabu, 24 November.