Janji Berikan Bantuan, Paus Fransiskus: Lebanon Adalah Negara dan Pesan yang Layak Diperjuangkan

JAKARTA - Paus Fransiskus menerima kunjungan Perdana Menteri Lebanon di Vatikan, Kami waktu setempat, membandingkan negara itu dengan orang yang sekarat dan berjanji untuk melakukan segala daya untuk membantunya "bangkit kembali".

Paus Fransiskus dan Perdana Menteri Najib Mikati, yang menjabat pada September setelah vakum selama setahun di pemerintahan, bertemu secara pribadi selama sekitar 20 menit dengan membahas krisis ekonomi dan sosial yang menghancurkan negara itu, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

Dampak dari keruntuhan keuangan Lebanon pada 2019 telah membuat sebagian besar negara berada dalam kemiskinan, dengan donor asing menuntut audit bank sentral dan reformasi keuangan sebelum mereka mengeluarkan dana.

Sementara itu, Badan-badan PBB telah memperingatkan bencana sosial, dengan satu laporan mengatakan, lebih dari separuh keluarga di Lebanon memiliki setidaknya satu anak yang melewatkan makan, di tengah memburuknya kondisi kehidupan secara dramatis.

"Lebanon adalah sebuah negara, sebuah pesan dan bahkan janji yang layak diperjuangkan," ujar Paus Fransiskus kepada delegasi Lebanon setelah pertemuan pribadi tersebut, mengutip Reuters 26 November.

Dia kemudian merujuk pada kisah Injil Yairus di mana Yesus membangkitkan anak perempuan pria itu yang berusia 12 tahun, yang diyakini telah meninggal. Yesus memberi tahu orang tua bahwa dia hanya tidur dan gadis itu bangun ketika Yesus memerintahkan.

"Saya berdoa agar Tuhan mengambil tangan Lebanon dan berkata 'bangkit'," terang Paus, seraya menambahkan bahwa negara itu sedang melalui "masa yang sangat sulit dan buruk" dalam sejarahnya.

"Saya meyakinkan Anda akan doa saya, kedekatan saya, dan janji saya untuk bekerja secara diplomatis dengan negara-negara agar mereka bersatu dengan Lebanon untuk membantunya bangkit kembali," katanya.

Krisis yang tampaknya tidak pernah berakhir telah menenggelamkan mata uang Lebanon lebih dari 90 persen, menyebabkan kemiskinan meroket dan membuat banyak orang Lebanon beremigrasi.

Untuk diketahui, Pemerintahan PM Mikati akhirnya terbentuk setelah satu tahun konflik politik memperebutkan kursi kabinet yang hanya memperburuk krisis.

Bulan Agustus lalu, pada peringatan pertama ledakan bahan kimia besar di pelabuhan Beirut yang menewaskan 200 orang dan menyebabkan kerugian miliaran dolar, Paus Fransiskus berjanji untuk mengunjungi Lebanon segera setelah situasi memungkinkan.