Ketum PP Muhammadiyah: Indonesia Bisa Gagal Bangkit dari Pandemi Kalau Bercerai-berai
JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menyinggung masih adanya egoisme segelintir pihak dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di Indonesia. Padahal, kata dia, keberhasilan mengatasi pandemi lewat persatuan.
"Indonesia akan gagal bangkit dan maju manakala para pihak bercerai-berai dan silang-sengketa tak berkesudahan dalam sangkar-besi keangkuhan kuasa dan ananyyah-hizbiyyah (egoisme kelompok, red) yang merah menyala," ujar Haedar dalam peringatan Milad Muhammadiyah ke-109 yang disiarkan secara virtual, Kamis, 18 November.
Dalam resepsi milad bertajuk 'Optimis Hadapi COVID-19: Menebar Nilai Utama' itu, PP Muhammadiyah berharap bangsa Indonesia bisa sigap dalam menyelesaikan masalah-masalah negeri. Khususnya, bangkit dari pandemi.
"Indonesia memiliki potensi dan peluang yang positif untuk bangkit dari pandemi dan menyelesaikan persoalan negeri," kata Haedar.
Haedar mengingatkan bahasa kecintaan, kebersamaan, dan pengkhidmatan berbagai komponen bangsa yang masih bertumbuh dengan baik harus tetap dijaga dan dirawat.
"Karena banyak potensi anak negeri yang hebat dan berprestasi di dalam negeri maupun mancanegara. Kekayaan alam dan budaya Indonesia sangatlah kaya sebagai anugerah Tuhan," katanya.
Baca juga:
- Muncul Dorongan Pembubaran MUI, Apa Dampaknya Bila Terjadi?
- Anggota MUI Diciduk Densus 88, Muhammadiyah: Kita Serahkan pada Proses Hukum yang Betul-betul Adil
- Di Milad ke-109, Jokowi Apresiasi Kontribusi Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi
- Milad ke-109, Ketua MPR: Semoga Muhammadiyah Menerangi dengan Cahaya Islam Berkemajuan
Menurutnya, sikap optimistik disertai ikhtiar untuk bangkit niscaya dilakukan oleh pemerintah dan seluruh rakyat.
"Karena pandemi dan masalah negeri dapat diselesaikan secara simultan jika semua pihak bersatu dalam bingkai Indonesia yang milik kebersamaan disertai sikap mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kehendak diri, kroni, golongan, dan kepentingan sendiri-sendiri," kata Haedar.