Luhut Minta Pengusaha-Pengusaha Indonesia Masuk ke Bali Investasi Infrastruktur Charging untuk Mobil dan Motor Listrik
JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah bakal mengubah Bali menjadi salah satu pulau yang ramah lingkungan di Indonesia. Luhut pun mengajak para pengusaha berinvestasi pada penyediaan infrastruktur stasiun pengisian energi kendaraan listrik.
"Kemudian perlu investasi yang masif untuk infrastruktur charging. Ini seperti di Bali, saya kira bisnis baru juga. Saya minta teman-teman (pengusaha) untuk masuk di Bali. Karena Bali ini kita harapkan nanti kita akan percepat penggunaan mobil dan motor listrik di Bali," katanya dalam diskusi virtual, Rabu, 16 November.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan dalam beberapa tahun ke depan, penggunaan mobil dan motor dengan bahan bakar minyak (BBM) atau fosil di Bali bakal dikurangi. Hal ini sejalan dengan target pemerintah menjadikan Bali sebagai pulau yang ramah lingkungan.
"Mungkin dalam 3-4 tahun itu sudah kita kurangi penggunaan fosil di sana. Sehingga Bali bisa menjadi salah satu green pulau," tuturnya.
Menurut Luhut, salah salah satu langkah nyata yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan rencana tersebut adalah dengan memperbanyak kendaraan listrik di Bali. Misalnya dengan menyediakan motor dan mobil listrik untuk gelaran KTT G20 di Bali tahun 2022.
Baca juga:
- Dituding Bisnis Tes PCR, Luhut: Pakai Data Jangan Pakai Rumor, Diaudit Saja
- Luhut Berencana Larang Perayaan Tahun Baru Antisipasi Kenaikan Kasus COVID
- Kasus Luhut Binsar Pandjaitan dan Haris Azhar 3 Kali Gagal Mediasi, Apa Langkah Selanjutnya?
- Laporan ProDem Soal Kolusi Luhut dan Erick Ditolak, Alasannya Harus Buat Surat ke Pimpinan Polda Metro Jaya
"Nanti di G20 kita akan siapkan seluruh sepeda motor itu adalah sepeda motor listrik dengan penyiapan infrastrukturnya sedang kita siapkan. Termasuk mobil official-nya di sana kita akan pakai nanti EV (electric vehicle)," ujarnya.
Luhut mengatakan bahwa penggunaan motor dan mobil listrik tersebut merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 40 persen dengan bantuan internasional. Komitmen ini pun sesuai dengan Paris Agreement dalam dokumen National Determined Contribution (NDC).
"Komitmen Indonesia dalam penurunan emisi ini juga saya kira sudah sangat baik, kita dalam COP26 kemarin di Glasgow juga sudah jelas posisi kita. Di situ juga ekosistem pengembangan mobil listrik disampaikan," tuturnya.