Luhut Sebut China Akan Kuasai 48 Persen Pasar Kendaraan Listrik di 2030: Indonesia Harus Berperan, Kita Punya 30 Persen Cadangan Nikel Dunia
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia akan memproduksi lithium baterai dengan teknologi terkini yakni NMC811 di awal 2024. Menurut dia, tren kandungan nikel dalam baterai lithium semakin tinggi.
"Kita harapkan pada tahun 2024 awal kita akan memproduksi battery ion NMC811, itu teknologi terbaru yang penggunaan nikel ore-nya paling banyak," katanya dalam diskusi virtual, Rabu, 17 November.
Sekadar informasi, saat ini baterai nmc didominasi jenis 532 dan 622. Akan tetapi dalam jangka panjang, dua jenis tersebut akan digantikan dengan tipe 811, lantaran jenis terakhir ini menggunakan kadar nikel lebih besar dibandingkan dengan jenis lainnya, yakni 80 persen.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan bahwa permintaan domestik dan global terhadap baterai listrik meningkat seiring dengan peningkatan penjualan electric vehicle (EV) alias kendaraan listrik. Ia menilai hal ini baik untuk Indonesia.
"Ini baik buat kita. Jadi saya beri contoh tadi saya baru dilapori mungkin ekspor iron steel kita malah bisa mencapai lebih dari 20 miliar dolar AS dan itu sangat membantu pada ekonomi kita," ucapnya.
Meski begitu, Luhut mengaku tak ingin persediaan nikel di Tanah Air dikuras habis untuk memenuhi permintaan domestik maupun global. Sebab, hal tersebut dapat memberikan dampak buruk pada lingkungan.
Baca juga:
- Dituding Bisnis Tes PCR, Luhut: Pakai Data Jangan Pakai Rumor, Diaudit Saja
- Luhut Berencana Larang Perayaan Tahun Baru Antisipasi Kenaikan Kasus COVID
- Kasus Luhut Binsar Pandjaitan dan Haris Azhar 3 Kali Gagal Mediasi, Apa Langkah Selanjutnya?
- Laporan ProDem Soal Kolusi Luhut dan Erick Ditolak, Alasannya Harus Buat Surat ke Pimpinan Polda Metro Jaya
"Kita juga ingin menjaga pengiriman nikel itu penggunaan nikel itu jangan semua. Sehingga lingkungan jangan sampai rusak," tuturnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan bahwa pada 2030 diprediksi China akan menguasai 48 persen pasar dunia terkait dengan EV. Karena itu, Luhut pun ingin Indonesia juga memiliki peran dalam ekosistem mobil listrik. Apalagi mengingat Indonesia memiliki 30 persen dari total cadangan nikel dunia.
"Nah kita harus mainkan peran kita. Jangan kita punya supply nikel ore tetapi kita tidak menikmatinya," tegasnya.