Jokowi Bongkar Penyebab Sintang Diterjang Banjir yang Lama: Sudah Puluhan Tahun Catchment Area Rusak

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan menjelaskan kenapa banjir bisa menerjang Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Kata Jokowi, kerusakannya ada di titik daerah tangkapan hujan.

"Ya itu memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun itu yang harus kita hentikan, karena masalah utamanya di situ," ungkap Jokowi.

Jokowi bilang itu usai dia meresmikan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 Ruas Serang-Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa 16 November.

"Ya, itu yang harus kita hentikan, karena memang masalah utamanya ada di situ. Itu yang nanti kita perbaiki," sambung Jokowi.

"Nanti akan mulai mungkin tahun depan kita bangun nursery, persemaian, sehingga ada penghijauan kembali di daerah-daerah hulu, di daerah-daerah tangkapan hujan, di catchment area. Kita perbaiki karena memang kerusakannya ada di situ," papar Jokowi lagi.

Bukan cuma rusak kondisi lingkungan. Banjir di Sintang juga diperparah dengan hujan deras. Curah hujan yang turun lebih besar dibanding hari normal.

"Dan kedua memang ada hujan yang lebih ekstrem dari biasanya," ungkap dia.

Dua hari lalu, Minggu 14 November, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir masih menggenangi 12 kecamatan di Sintang Kalimantan Barat, akibatnya 10.381 kepala keluarga atau 33.221 jiwa warga terdampak masih mengungsi.

"Warga Sintang yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian yang dioperasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Disampaikan Abdul Muhari, pos pengungsian tersebut didukung 24 dapur umum yang dioperasikan tim gabungan di bawah komando BPBD Kabupaten Sintang.

Menurut dia, berdasarkan data pada Sabtu, 13 November sekitar pukul 17.00 WIB, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari sembilan kecamatan yang terdampak banjir sejak 21 Oktober 2021 lalu.

"Banjir masih menggenangi wilayah Sintang, meski pun debit air sempat turun, namun kondisi tersebut membuat warga masih bertahan di tempat pengungsian," jelasnya.

Dikatakan Abdul Muhari, BPBD Sintang juga telah mengoperasikan lima pos lapangan untuk melayani kebutuhan dasar warga, seperti asupan makanan dan pelayanan kesehatan.