JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan faktor cuaca ekstrem bukan saja menjadi penyebab banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Ia bilang kerusakan daerah aliran sungai hingga area tangkapan hujan membuat bencana ini terjadi.
Hal ini disampaikannya usai meninjau pembangunan tanggul pengendali banjir dan mengunjungi para pengungsi bencana banjir di Kabupaten Sintang, 8 Desember.
"Ini terjadi pertama, memang adanya hujan ekstrem dan kedua, ini perlu kita atasi adalah kerusakan daerah aliran sungai, kerusakan area tangkapan hujan," kata Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden.
Selanjutnya, pemerintah akan mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah banjir tersebut. Rencana jangka pendek, kata Jokowi, nantinya Kementerian PUPR akan membuat geotube berisi pasir.
"Kita harapkan dalam jangka pendek bisa mengurangi banjir yang ada," ujarnya.
BACA JUGA:
Sementara untuk rencana jangka panjang, penanaman kembali atau reboisasi di daerah aliran sungai Kapuas maupun Melawi serta area tangkapan air hujan akan segera dilakukan. Sehingga, ke depannya bencana serupa tidak akan terjadi kembali.
"Kita siapkan yaitu penanaman kembali, penanaman pohon, penghutanan kembali daerah-daerah yang ada di sekitar Sungai Kapuas maupun Melawi. Saya harapkan dengan itu akan memperbaiki catchment area (area tangkapan air hujan)," tegas Jokowi.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo dijadwalkan meninjau pekerjaan penanganan banjir di Sintang, Kalimantan Barat berupa tanggul terbuat dari geo-bag atau kantong berbahan khusus berisi pasir.
Pekerjaan tanggul berbahan geo-bag yang terletak di tepi Sungai Melawi Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang itu terus dikejar pembangunannya sebagai upaya mengatasi bencana banjir di wilayah tersebut.
Manager Kontruksi PT Wijaya Karya (Wika) Daniel Resdianto mengatakan konsep pembangunan geobag (kantong pasir) dan geotube (tabung pasir) panjangnya sekitar 13,2 kilometer terbagi menjadi tiga area. Ia mengatakan tanggul yang terbuat dari kantong pasir itu paling cepat dan efektif dalam menangani ancaman La Nina yang diprediksi terjadi pada Februari 2022 mendatang.