Jokowi 'Hardik' Kader NasDem Saat Jelaskan DNA Terjajah Selama 350 Tahun, 'Jangan Ditepukin Dong'
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) 'menghardik' kader NasDem saat menyampaikan pidato dalam rangka HUT ke-10 Partai NasDem, Kamis, 11 November. Kala itu, Jokowi tengah menyinggung soal mental terjajah, tidak percaya diri yang dimiliki anak bangsa ini.
Jokowi heran kenapa dengan sederet prestasi dan sejarah yang panjang, hingga perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, toh tidak memunculkan rasa percaya diri di masyarakat.
"Saya tidak ingin mental inferior, mental inlander, mental terjajah masih ada yang bercokol di dalam mentalitas bangsa kita. Ketemu bule saja kayak ketemu siapa gitu, sedih kita. Kita kadang-kadang terlalu mendongak kayak gini, wong sama-sama makan nasi juga," tegas Jokowi dilansir dari Youtube NasDem TV.
Jokowi bahkan kepikiran, jangan-jangan ini karena ratusan tahun, Indonesia pernah dijajah oleh bangsa lain. Sehingga mental alias DNA terjajah ini diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca juga:
- Di Pertemuan G20, Jokowi Mengaku 'Diserbu' Kepala Negara Lain, Tawarkan Kerjasama Bilateral
- Jokowi: Ketemu Bule Saja Kayak Ketemu Siapa, Wong Sama-sama Makan Nasi
- Di Penghujung Masa Jabatan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Kenang Surabaya saat Awali Kariernya
- Jenderal Andika Perkasa Tindaklanjuti Kerja Sama Pendidikan Polri-TNI AD, Untuk Tamtama Dilakukan Awal Tahun Depan
"Saya berpikir, apakah kita terjajah terlalu panjang, masih kepikiran. Jangan-jangan kita memiliki mental inlander, mental terjajah, mental inferior gara-gara DNA yang diturunkan karena 350 tahun dijajah,?" terang Jokowi.
Belum melanjutkan pidato, pernyataan Jokowi ini disambut tepuk tangan oleh kader NasDem. Jokowi dengan sigap melarangnya. "Jangan ditepukin dong!" singkat Jokowi.
Jokowi melanjutkan, prestasi Indonesai termasuk keketuan di G20 harus disambut positif, membangkitkan semangat bahwa Indonesai sejajar dengan negara-negara maju.
Lagi pula, perjuangan menuju merdeka tidak ditempuh dengan meminta melainkan sebuah perjuangan yang panjang.
"Harus membangun, mulai membangun rasa percaya diri, rasa optimisme sebagai bangsa pemimpin. Jangan sampai kita kehilangan orientasi itu dan itulah yang dinamakan gerakan perubahan, gerakan restorasi," terang Jokowi.