Kecewa dengan Permendikbud Nadiem Makarim, Ryamizard: Milenial Tak Mengerti Agama, Rusak Moral!
JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyoroti polemik Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi yang diterbitkan pada 31 Agustus 2021.
Sebelumnya, DPR menilai Permendikbud Ristek ini multitafsir. Sebab, dalam peraturan itu terdapat frasa “tanpa persetujuan korban” yang dianggap mengandung makna persetujuan seksual atau sexual consent.
Terkait hal tersebut, Ryamizard menyatakan kekecewaannya terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
"Saya juga agak kecewa pada Mendikbud," ujar Ryamizard dalam 'Dialog Kebangsaan, Bela Negara Tanggung Jawab Bersama', yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara daring, Rabu, 10 November.
Ryamizard lantas menyinggung soal perlunya penanaman wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan. Menurutnya, penanaman nilai moral dan wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan sangat penting dewasa ini.
"Kalau menjadikan anak itu hebat, artinya dia bermoral, berkebangsaan, itu mulai dari kelas I SD itu," katanya.
Selain itu penanaman nilai moral dan wawasan kebangsaan, Ryamizard juga mengingatkan tentang pentingnya pendidikan yang mendalami ajaran agama bagi anak-anak bangsa.
Baca juga:
- Politikus PPP Sebut Permendikbud Ristek Nomor 30/2021 Berpotensi Fasilitasi Perbuatan Zina dan Perilaku Menyimpang Seksual
- Tanggapi Polemik Permendikbud Ristek, MUI: Hubungan Seksual Suka Sama Suka Tanpa Perkawinan Statusnya Ilegal
- Multitafsir, DPR Minta Nadiem Makarim Revisi Permendikbud Ristek Nomor 30/2021
- Membaca Interupsi PKS dalam Rapat Paripurna, Pengamat: Cara Cari Panggung Oposisi yang Lemah
Sebab, menurutnya, moral yang dibentuk oleh kalangan kaum milenial akan 'rusak' jika tak diikuti dengan pendidikan nilai moral, wawasan kebangsaan, dan ajaran agama.
"Kalau sekarang ini harus milenial. Kalau nggak milenial, ya ketinggalan zaman, tapi harus bergandeng dengan wawasan kebangsaan. Jadi dia harus mengerti bangsa ini, dia mengerti pahlawan-pahlawannya, dan juga dia harus mengerti agamanya, sehingga dia tidak keluar ke mana-mana," katanya.
Oleh karena itu, Ryamizard mengingat kaum Milenial agar berpegang teguh pada nilai moral, wawasan kebangsaan dan agama.
"Tetap berpegang pada yang tiga itu. Sekarang milenial saja dia tidak mengerti agama, banyak rusak moral. Penting ini saya bilang. Kalau tidak gitu, makin hari makin rusak, gitu, ya," jelas Ryamizard.