Dampak Buruk Sleep Apnea Pada Perilaku Anak
JAKARTA - Waktu tidur merupakan salah satu kebutuhan penting bagi anak-anak maupun orang dewasa untuk mengistirahatkan tubuh dari berbagai aktivitas yang telah dilakukan seharian.
Sayangnya, tidak semua anak memiliki waktu tidur yang benar-benar berkualitas. Salah satu penyebabnya yaitu adanya gangguan tidur. Salah satu gangguan tidur pada anak yang perlu diwaspadai yakni sleep apnea.
Melansir dari Mayo Clinic, Rabu, 10 November, sleep apnea merupakan kondisi saat sebagian pernapasan Si Kecil atau secara keseluruhan tersumbat secara berulang kali selama tidur.
Penyebab umum dari masalah pernapasan ini adalah terjadi pembesaran amandel dan kelenjar gondok, yang ditemukan di bagian atas tenggorokan. Penyebab lainnya yaitu termasuk obesitas, kelainan bentuk tengkorak dan wajah, serta ketidakmampuan otak untuk mengontrol pernapasan.
Anak-anak yang mendengkur atau mengalami sleep apnea lebih mungkin untuk mengalami adanya masalah perilaku daripada anak-anak yang bernapas normal saat tidur.
Baca juga:
Melansir dari Live Science, sebuah studi yang telah meneliti lebih dari 11.000 anak selama enam tahun menemukan saat tidur, anak-anak dengan masalah pernapasan 40 persen lebih mungkin mengalami adanya masalah perilaku, seperti hiperaktif dan agresif pada usia 7 tahun.
Masalah pernapasan yang dapat terjadi saat tidur antara lain sering mendengkur, napas dengan mulut terbuka, dan sleep apnea.
"Ini adalah bukti terkuat hingga saat ini bahwa mendengkur, pernapasan mulut, dan apnea dapat memiliki konsekuensi perilaku dan sosial-emosional yang serius bagi anak-anak," kata ketua peneliti Karen Bonuck, seorang ahli kedokteran keluarga di Albert Einstein College of Medicine di Yeshiva University di New York.
"Orang tua dan dokter anak sama-sama harus lebih memperhatikan gangguan pernapasan saat tidur pada anak kecil, mungkin sejak tahun pertama kehidupan," sambungnya.
Menurut American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery, sekitar 1 dari 10 anak mendengkur secara teratur, dan 2 hingga 4 persen mengalami sleep apnea. Masalah pernapasan paling sering terjadi pada anak-anak berusia antara 2 dan 6 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak yang lebih kecil.