Kembali ke Barcelona dan Dibandingkan dengan Guardiola, Xavi: Dia Panutan Saya
JAKARTA - Xavi Hernandez kembali ke Barcelona, bukan lagi sebagai pemain tapi dipercaya jadi pelatih. Xavi mulai bergabung bersama Blaugrana untuk menggantikan posisi Ronald Koeman pada Senin, 8 November.
Tak butuh waktu lama, dua hari berselang pihak klub langsung mengumumkan dan memperkenalkan Xavi kepada publik Barcelona. Kembalinya Xavi untuk mengisi kursi kepelatihan ini kemudian menjadi harapan besar bagi para penggemar.
Xavi bahkan diharapkan menjadi pembanding dan bisa mengulang jejak kesuksesan Josep Guardiola yang sempat memimpin di era 2008-2012. Terkait dirinya yang dibandingkan dengan sosok Guardiola, Xavi merasa tersanjung, karena menurutnya Guardiola adalah sosok panutan di lapangan
"Dibandingkan dengannya (Guardiola) adalah sebuah pencapaian, terutama untuk semua yang telah dia lakukan," kata Xavi dikutip dari Marca, Selasa.
"Dia adalah panutan bagi saya, yang terbaik di dunia," tuturnya lagi.
Guardiola sendiri memang pelatih yang cukup produktif memberikan hasil baik bagi Blaugrana. Selama masa kepemimpinannya, ia bahkan sudah mempersembahkan 14 trofi dari berbagai kompetisi.
Selain karena telah membuktikan prestasinya, kekaguman Xavi pada Guardiola juga karena pengalaman pribadinya. Guardiola mengambil alih klub pada 2008, saat itu Xavi masih memperkuat Barcelona sebagai pemain.
Saat di bawah asuhan Guardiola, Xavi selalu menjadi pemain andalan sang pelatih untuk mengisi lini tengah. Dia pun mengaku belajar banyak dari Guardiola, terutama soal obsesinya.
"Saya bersumpah. Dia perfeksionis. Jika Pep memutuskan untuk menjadi musisi, dia akan menjadi musisi yang baik," ucap Xavi.
Baca juga:
- Bukan Fonseca atau Emery, tapi Eddie Howe yang Jadi Nakhoda Baru Newcastle
- Takut Penerapan Hukuman Mati di Qatar, Pesepak Bola Gay Australia Ogah Main di Piala Dunia 2022
- Tuchel Harap Pulisic dan Kante Pulang dari 'Tugas Negara' tanpa Cedera
- Bangganya Pioli Meski Milan Cuma Imbang dalam Derbi Della Madonnina
"Jika dia ingin menjadi psikolog, dia akan menjadi psikolog yang baik. Dia obsesif, dia akan terus melakukannya sampai dia melakukannya dengan benar."
"Dia menuntut begitu banyak dari dirinya sendiri. Dan tekanan yang diberikan pada dirinya sendiri, tuntutan itu menular, itu menyebar ke semua orang."
"Dia ingin semuanya sempurna. Dia seorang pesado (pekerja keras)," tutur Xavi.
Sebelumnya diketahui bahwa Xavi diboyong Barcelona ke Camp Nou dari klub Liga Qatar, Al-Sadd. Untuk mendatangkan Xavi, Barca harus merogoh kocek sebesar 5 juta euro atau sekitar Rp82,7 miliar.