Microsoft Jajal Bisnis Metaverse, Bakal Bersaing Ketat dengan Facebook!
JAKARTA - Saat ini perusahaan teknologi melirik metaverse sebagai ladang bisnis baru mereka. Hanya beberapa hari setelah Facebook terjun ke dalamnya, kini Microsoft yang ikut bersanding.
Microsoft dilaporkan akan segera menghadirkan Mesh, platform kolaboratif untuk pengalaman virtual, langsung ke Microsoft Teams tahun depan. Ini merupakan upaya besar untuk menggabungkan realitas campuran perusahaan dan HoloLens (kacamata pintar) agar dapat bekerja saat rapat serta panggilan video, yang bisa diikuti oleh siapa saja berkat avatar animasi.
Berbeda dengan Mesh, Facebook bukan hanya sekadar memasuki dunia metaverse, bahkan mengganti namanya menjadi "Meta". Perusahaan bertujuan untuk membangun ruang virtual bagi konsumen dan bisnis. Dengan pengumuman Microsoft dan Meta, keduanya tampak bersaing ketat di metaverse.
Mesh akan mulai diwujudkan pada paruh pertama tahun 2022. Microsoft sedang membangun upaya seperti Together Mode dan eksperimen lain untuk membuat rapat lebih interaktif, setelah berbulan-bulan orang bekerja dari rumah dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan hybrid.
Saat Mesh hadir, Microsoft Teams akan mendapatkan avatar 3D baru dan pengguna tidak perlu memasang headset VR untuk menggunakannya. Avatar ini benar-benar dapat mewakili pertemuan dalam 2D dan 3D, sehingga pengguna dapat memilih untuk memiliki versi animasi dari diri sendiri jika tidak ingin mengaktifkan webcam.
“Jadi saya dapat memilih bagaimana saya ingin muncul, apakah itu video atau avatar, dan ada berbagai opsi khusus untuk memilih bagaimana Anda ingin hadir dalam rapat," ungkap manajer produk utama untuk Microsoft Mesh, Katie Kelly seperti dikutip dari The Verge, Rabu, 3 November.
Dengan memanfaatkan AI, Microsoft akan mendengarkan suara pengguna dan kemudian menganimasikan avatar. Jika pengguna beralih ke rapat 3D yang lebih imersif, animasi ini juga akan mengangkat tangan saat pengguna menekan opsi angkat tangan atau mengikuti gerakan emoji di sekitar avatar.
Lingkungan virtual ini jelas akan bekerja paling baik dengan headset VR atau AR, tetapi perusahaan akan membuatnya terbuka untuk siapa saja di beberapa perangkat berkat kerja avatar animasi.
Baca juga:
- Sorare Ingin Libatkan Regulator Pemerintah untuk Jaminan Perlindungan Bisnis NFT
- Sepi Kencan karena Pandemi COVID-19, Pendapatan Tinder Menurun Drastis
- Elon Musk Kesal Izin Operasi Pabrik Tesla di Jerman Tersendat-Sendat
- Spanyol Adopsi UU Hak Cipta Uni Eropa, Google News Bisa Muncul Lagi di Negeri Matador Itu
“Saya pikir hal yang benar-benar membedakan bagaimana Microsoft mendekati metaverse dan pengalaman kita sendiri dimulai dengan pengalaman manusia, jadi perasaan kehadiran, berbicara dengan seseorang, melakukan kontak mata, dan reaksi akan menjadi penting,” jelas Kelly.
Menariknya, Microsoft bahkan menambahkan terjemahan dan transkrip, sehingga pengguna mungkin dapat bertemu di ruang Teams virtual dengan rekan kerja dari seluruh dunia.
Ruang virtual ini tidak hanya berguna bagi masyarakat pengguna Teams, tetapi perusahaan juga telah menggunakannya untuk merekrut karyawan baru selama pandemi.
Sebagai informasi, rencana Microsoft untuk metaverse di dalam Teams datang hanya beberapa hari setelah Facebook berganti nama menjadi Meta sebagai nama induk perusahaannya. Meta sedang mengerjakan konsep yang sangat mirip dengan Microsoft, dipimpin oleh ide avatar digital yang mewakili pengguna di ruang virtual.
Dalam bisnis baru ini, Microsoft dan Meta tidak sendirian. Banyak perusahaan telah mulai menggunakan platform seperti Fortnite, serta Spatial yang menawarkan ruang virtual untuk acara, rapat, dan peluang jaringan.