Sedang memuat podcast...

Ilustrasi (Clay Banks/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah cerita akan lebih baik jika dilihat dari dua sisi. Begitu juga dengan pemberitaan demo tanpa libur yang terjadi di Amerika Serikat selama seminggu ini. Kekerasan sering menjadi wajah sebuah aksi, padahal di baliknya ada pula kisah manis yang sebetulnya layak untuk dibagi.

Isu kesetaraan untuk ras Afrika Amerika yang tinggal di Amerika mencapai puncak dengan meninggalnya Ahmaud Arbery, Breonna Taylor, dan George Floyd dalam tiga bulan berturut-turut. Tagar #BlackLivesMatter ramai di media sosial. Ke-50 negara bagian di Amerika Serikat dikabarkan sudah dipenuhi dengan demonstran yang turun ke jalan. Tak hanya itu, warga di berbagai belahan dunia lain seperti Belanda, Australia, Prancis, Jepang, dan Argentina juga meramaikan jalanan negeri mereka. Ini menjadi cara menunjukkan dukungan dan berharap suara mereka didengar sehingga tak ada kasus seperti ini lagi di kemudian hari.

Aksi di dunia maya juga terus bergulir. Dukungan berbentuk #BlackoutTuesday datang dari industri musik dunia. Ide ini dicanangkan oleh dua wanita berkulit hitam yaitu Jamila Thomas, Executive dari Atlantic Records dan Brianna Agyemang yang dulunya merupakan pegawai dari label yang sama. Mereka meminta agar industri musik diam selama sehari sebagai bentuk dukungan terhadap isu kesetaraan ras. Tak ada rilisan baru, hari itu digunakan untuk refleksi diri. Spotify, Apple Music, YouTube, Amazon Music, dan beberapa label musik besar mengumumkan partisipasi mereka dalam gerakan ini. Sayangnya aksi #BlackoutTuesday ini juga menimbulkan hal negatif.

Tidak sedikit artis internasional yang turun ke jalan dalam rangka mendukung aksi ini. Sebut saja Halsey, Lana Del Rey, Ariana Grande, dan Cole Sprouse yang bercerita lewat akun Instagram pribadinya kalau dia juga sempat ditahan oleh polisi.

 

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

It’s become very clear to me that some of you need to see what I’ve seen. Please swipe through this. These pictures and videos don’t even scratch the surface. It’s easy from the comfort of your home to watch looting and rioting on television and condone the violent measures being taken by forces. But what you don’t see is innocent peaceful protestors being shot at and tear gassed and physically assaulted relentlessly. You think it’s not happening, it’s only the “thugs” and the “riots”, right? The police are keeping you safe right? You’re wrong. This is happening everywhere. And innocent people exercising their rights to speech and assembly are facing violence and abuse of power. With all of our medical professionals being CONSUMED and EXHAUSTED with Covid, there is little to no medical attention available. I have first hand treated men women and children who have been shot in the chest, the face, the back. Some will lose vision some have lost fingers. I have been covered in innocent blood. My father is a black man. My mother is an EMT. This week I had to put those two associations together in ways that have horrified me. This is NOT a virtue signaling post. But I HAVE to show you what I am witnessing with my own eyes. With Trump’s decision today to enforce the mobilization of armed forces on our own citizens, this has escalated beyond your privilege and comfort to not care. Please care. We are begging you to care. This is war on Americans. This is everyone’s problem. Everyone’s. #BLACKLIVESMATTER

A post shared by halsey (@iamhalsey) on

Di balik semua kekerasan yang ditampilkan di mana-mana, sebetulnya ada pula kisah manis yang sering terlewatkan. Beberapa pengguna Twitter membagikan momen itu dan meminta media untuk juga menyebarkannya. Media kerap dianggap jarang membesar-besarkan hal baik dan hanya fokus pada hal buruk yang terjadi. Stigma ini tidak boleh terus berlanjut. Kami setuju bahwa momen baik juga layak untuk dibagikan. Meski mungkin hal baik ini terjadi pada waktu yang berbeda atau di sisi lain kota, tempat hal buruk terjadi.

Salah satu contohnya adalah video yang diunggah oleh akun Twitter dengan username @FrostyTheSkid.

Situasi ini berbanding terbalik dengan pemberitaan yang mengatakan aksi ini selalu berujung ricuh hingga menyebabkan terjadinya penjarahan. Bisa saja hanya oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan kesempatan hingga para demonstran yang datang dengan maksud damai di Brooklyn, New York bekerja sama melakukan hal yang terekam dalam sebuah video milik akun Twitter @AndrewSolender.

Kita juga sudah menyaksikan polisi menyemprotkan gas air mata, menembak dengan peluru karet, hingga menabrak demonstran menggunakan mobil atau kuda. Namun, satu hal yang mungkin terlupa. Tak semua orang itu jahat, begitu pula anggota kepolisian. 

Sebuah video yang dibagikan oleh akun Twitter @NicComedy0 menunjukkan seorang polisi yang berkeliling menawarkan air mineral kepada masyarakat. Hal ini terjadi di Salt Lake City, Utah.

Perjalanan ini memang masih panjang, tapi tidak menutup kemungkinan sudah banyak orang yang mulai introspeksi dan berubah pikiran karena maraknya suara yang disampaikan. Semua cerita pasti memiliki pemeran protagonis dan antagonis, begitu juga kejadian saat ini. Ada baiknya kita tidak hanya fokus di satu sisi dan berharap akhir bahagialah yang menjadi penutup kisah ini.

Siniar VOI kali ini akan menceritakan beberapa aksi #BlackLivesMatter yang jarang diberitakan. Silakan tekan tombol dengarkan dan kami akan bercerita untuk Anda.