Bambang Pacul Dinilai Tutup Mata soal Sembako Bantuan Bergambar Wajah Politisi
Ilustrasi (Sumber: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik Lucius Karus menilai Ketua DPD PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul tak perlu mempermasalahkan langkah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan bantuan kepada kader PDIP Temanggung.

Dia mengatakan tindakan Ganjar merupakan hal yang wajar sebagai seorang politisi.

"Saya kira sih kritik Bambang di satu sisi bisa diterima ya. Pesan agar tak suka pamer jika ingin membantu dengan tulus itu merupakan nasihat yang positif," ujar Lucius dalam pesan singkat.

"Hanya saja soal kegemaran memamerkan sesuatu atau narsis itu sudah seperti kodrat politisi. Apalagi jika yang dilakukan politisi adalah sesuatu yang sifatnya membantu, itu tentu akan menjadi ajang pamer dirinya," ujarnya menambahkan.

Lucius menuturkan hampir semua politisi melakukan itu. Sejauh ini, dia berkata publik sudah paham dengan aksi pamer politisi itu atau istilah lainnya adalah pencitraan.

Terkait hal itu, Lucius berkata Bambang tidak boleh sepihak menyerang Ganjar Pranowo. Sebab, aksi pamer juga dilakukan oleh pengurus PDIP yang lain melalui spanduk-spanduk dengan foto diri yang menonjol.

Spanduk-spanduk itu, kata Lucius hadir secara masif di tengah ruang publik tanpa mempedulikan situasi bencana. Foto-foto pemberian bantuan oleh politisi juga kerap beredar, bahkan ada partai yang memamerkan wajah elite partainya di sembako yang dibagikan ke warga.

"Jadi apa sih bedanya apa yang dilakukan Ganjar dengan politisi lain yang juga dikenal Bambang yang bahkan saking narcisnya mau saja memanjangkan foto dirinya di bingkisan sembako warga. Bahkan kader separtai tak merasa aneh kok dengan aksi membagi sembako yang bergambar tokoh elit partainya?," ujar Lucius.

Lebih dari itu, Lucius meminta semua pihak untuk lebih bijak dalam merespons langkah politik yang dilakukan oleh Ganjar.

"Jadi ya sudahlah, sesama politisi mestinya tak perlu sok lebih peduli dari yang lainnya. Kepedulian bagi politisi beda-beda tipis dengan kenarcisan. Sulit menemukan politisi yang benar-benar tulus di era penuh pencitraan ini," ujar Lucius.