TERNATE - Tim gabungan bidang rehabilitasi penanggulangan bencana Rua, intensif melakukan normalisasi aliran Sungai Rua, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang akan merusak infrastruktur di kawasan itu.
"Kami melakukan normalisasi kali mati di Rua ini agar air turun dari hulu tidak lagi ke luar hingga ke permukiman warga dan akses jalan, sehingga saluran yang dibangun dengan panjang sekitar 300 meter dengan kedalaman hingga 3 meter bisa mengantisipasi banjir saat hujan deras," kata Kadis PUPR Kota Ternate, Rus’an M Nur di Ternate, Sabtu.
Dia menyebut, untuk mengantisipasi meluapnya air saat hujan deras, pembangunan normalisasi aluran Sungai Rua memiliki lebar sekitar 2 hingga 3 meter, sehingga air yang turun dari hulu hingga ke pantai tidak lagi meluap ke permukiman warga setempat.
Di samping itu, berdasarkan hasil kajian dan analisa tim geologi, rumah yang rusak akibat dihantam banjir bandang ini tidak lagi dibangun berbagai sarana infrastruktur permukiman warga, tetapi dibangun aliran sungai dan jembatan.
另请阅读:
Bahkan, tim gabungan bidang rehabilitasi dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Malut, BPPW Malut, BPJN Malut serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate telah menutup jalur belokan air, agar Ketika hujan deras tidak terjadi lagi luapan air hingga ke jalan utama.
Sedangkan, Pemkot Ternate akan terus lakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga, dan hasil informasi yang kita himpun dari warga terdampak banjir Rua ini, mereka tidak mau lagi tinggal di lokasi banjir.
Sebelumnya, Pemkot Ternate akan bergerak cepat, agar para pengungsi tidak terlalu lama tinggal di tenda-tenda pengungsian atau bersama keluarga mereka.
Sekkot Ternate, Rizal Marsaoly sebelumnya, menyatakan, Pemkot Ternate harus hadir untuk memberi jaminan ke mereka untuk mendapatkan hunian yang layak dan representatif.
Pemkot Ternate juga akan melakukan relokasi warga didahului dengan proses pendataan terlebih dahulu. Pihak BWS juga akan membuka jalur air baru dengan masing-masing radius 50 meter dari talud yang dibangun.
Sehingga dari radius 50 meter kiri dan kanan itu akan dibuat lahan terbuka hijau atau dibuat lapangan bola/basket dan warga tidak perlu kembali dan bangun rumah di Kawasan tersebut.
Tidak hanya relokasi, pihak BPJN juga akan membuat jembatan darurat sementara, karena normalisasi material itu sudah harus dipotong untuk mengembalikan fungsi kali mati.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)