JAKARTA - Atalanta gagal membuat kejutan di Piala Super Eropa atau UEFA Super Cup setelah kalah 2-0 lawan jawara Liga Champions Real Madrid. Pelatih Gian Piero Gasperini mengakui Madrid pantas juara.
Atalanta hanya mampu mengimbangi Madrid selama 45 menit pertama dalam laga di Stadion National, Warsawa, Polandia, Kamis, 15 Agustus 2024 dini hari WIB. Di babak itu, La Dea sempat beberapa kali mengancam gawang Thibaut Courtois. Namun tidak ada peluang yang bisa dikonversi menjadi gol.
Di babak kedua, Atalanta mulai kesulitan mengimbangi Madrid. Gol Federico Valverde mengakhiri kebuntuan Los Merengues. Tak lama berselang pemain anyar Madrid, Kylian Mbappe memantapkan keunggulan menjadi 2-0.
Skor itu bertahan sampai akhir laga yang menjadikan Atalanta yang merupakan juara Liga Europa gagal mencetak rekor untuk kali pertama memenangi Piala Super Eropa.
Gasperini mengakui Madrid bermain lebih baik dan pantas memenangkan pertandingan. Namun dia menilai Atalanta sesungguhnya punya peluang untuk membuat kejutan bila konsisten bermain seperti di babak pertama.
"Real Madrid pantas menang. Kami harus mengakuinya. Namun kami sesungguhnya memiliki peluang untuk mencetak gol seperti di Dublin [saat mengalahkan Bayer Leverkusen 3-0 di final Liga Europa yang digelar di Dublin]. Bahkan kami berpeluang unggul lebih dulu," kata Gasperini seperti dikutip laman UEFA.
"Kami punya peluang besar melakukannya. Kami sesungguhnya mampu menyulitkan mereka. Sayangnya, kami gagal mengambil kesempatan itu," ujar dia.
Gasperini menuturkan situasi akan berbeda bila timnya unggul lebih dulu. Tak hanya itu, Gasperini tidak bisa menurunkan skuat terbaik karena kehilangan beberapa pemain pilar. Namun Gasperini tetap memuji performa pemain yang mampu mengimbangi permainan Madrid.
"Bila kami unggul lebih dulu, kami bakal menciptakan lebih banyak peluang. Selain itu kami kehilangan sejumlah pemain. Meski demikian, tim sudah menunjukkan permainan terbaik. Semua pantas mendapat apresiasi," ucap Gasperini tak segan memuji koleganya, pelatih Carlo Ancelotti yang sukses menangani Madrid.
"Saya dan Carlo sudah saling mengenal sejak lama. Tim kami sudah sering berhadapan yang menjadikan kami saling mendukung satu sama lain. Tentu kami sangat ingin juara, tetapi pada akhirnya Madrid yang pantas mengangkat trofi," kata dia lagi.
"Usai pertandingan, saya dan Carlo memang sempat berbincang sejenak. Begitulah sepak bola. Saya tetap menaruh respek kepada dia," ujarnya.
Sementara bek Isak Hien tak menyangka Atalanta mampu mengimbangi yang bertabur bintang. Namun Hien kecewa bila Atalanta gagal mempertahankan performa.
"Saya tak percaya kami bisa bermain dengan sangat bagusnya selama 60 menit. Saya sanga kecewa bila akhirnya kami kalah. Di pertandingan seperti ini Anda memang harus bermain baik selama 90 menit bila ingin mengalahkan tim terbaik, kata Hien.
"Harus diakui kami benar-benar kesulitan menghadapi pemain depan Real Madrid. Kami pun saling menopang satu sama lain dan itu berjalan dengan sangat baik selama satu jam pertama. Tetap setelah terjadinya gol, mereka seperti lebih mudah mendapat ruang," ujarnya.
Hal senada dikatakan tandem Hien di belakang, Matteo Ruggeri. Bahkan Ruggeri mengaku bangga bisa menyulitkan tim terbaik di dunia.
另请阅读:
"Saya senang karena kami mampu mengimbangi tim terbaik di dunia saat ini. Kami bahkan sempat mengancam mereka dan menciptakan sejumlah peluang. Namun saat mereka menunjukkan kemampuan terbaiknya, mereka sama sekali tak membiarkan Anda berkembang. Kami kurang beruntung, sedangkan mereka berhasil memanfaatkan peluang dan itu yang membuat perbedaan," ucapnya.
Usai berlaga di Piala Super Eropa, Atalanta sudah langsung fokus di kompetisi Serie A Italia. Mereka melakoni laga tandang menghadapi Lecce, Senin, 19 Agustus 2024 malam WIB.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)