JAKARTA - Laga tensi tinggi saat Arsenal menang adu penalti 4-2 lawan Porto di laga kedua babak 16 besar Liga Champions. Pelatih Porto Sergio Conceicao menuding manajer Arsenal Mikel Arteta menghina keluarganya. Arteta pun membantahnya.

Arsenal sukses melaju ke perempat final setelah menyingkirkan Porto dalam duel ketat yang harus diselesaikan adu penalti di Stadion Emirates, Rabu 13 Maret 2024 dini hari WIB.

Hanya laga dengan tensi dan emosi tinggi itu sempat diwarnai adu mulut Conceicao dengan Arteta. Buntutnya, mereka mendapat kartu kuning.

Usai pertandingan setelah kiper David Raya menggagalkan penalti Galeno yang secara dramatis meloloskan Arsenal ke perempat final, Arteta pun merayakan keberhasilan itu. Dia kemudian mengajak bersalaman, namun Conceicao menolaknya.

Mantan pemain tim nasional Portugal ini menuding Arteta menghina keluarganya. Hal itu dilakukan Arteta di tengah pertandingan. Menurut Conceicao, manajer tim rival mendekati bench Porto dan kemudian melontarkan makian.

"Di tengah pertandingan, dia berjalan menuju bench kami. Lalu dia menghina keluarga saya dalam bahasa Spanyol. Saya tidak tahu ada apa dengan manajer-manajer dari Spanyol," ucap Conceicao yang sudah malang-melintang di berbagai klub besar di Italia seperti Parma, Inter Milan dan Lazio saat masih menjadi pemain.

"Saya pun mengatakan kalau keluarga saya yang dia hina sudah tidak lagi bersama kami. Dia [Arteta] lebih baik fokus pada tim saja karena dia punya banyak pemain berkualitas," kata Conceicao yang meraih sukses di Lazio dengan memenangi berbagai trofi, termasuk Scudetto pada 2000 bersama pelatih Inter Milan Simone Inzaghi ini.

Pelatih berusia 49 ini juga membantah tuduhan Arteta yang menyebutkan Porto hanya ingin bertahan demi mengamankan keunggulan 1-0 di laga pertama itu.

"Itu hanya opini dia saja. Kami tetap bermain karena kami memang ingin menang," ujarnya.

Arteta sendiri membantah tuduhan Conceicao. Hanya dirinya menolak memberi penjelasan di hadapan media terkait tuduhan itu.

Dia hanya berucap, "Tidak ada komentar. Terima kasih."

Arteta mengungkapkan dirinya hanya ingin merayakan keberhasilan Arsenal melangkah ke perempat final untuk kali pertama sejak 14 tahun lalu. Arsenal lolos ke delapan besar setelah mengalahkan Porto 1-0 di waktu normal.

Dengan agregat 1-1 karena Porto juga menang dengan skor 1-0 di 16 besar pertama, maka pertandingan dilanjutkan extra time sebelum diakhiri adu penalti. Dalam adu penalti, kiper David Raya menggagalkan dua eksekusi yang dilakukan Wendell dan Galeno.

"Saya sangat bahagia. Setelah 14 tahun Arsenal tak bisa melakukannya, kami akhirnya bisa melakukan. Ini hal yang luar biasa," ujar Arteta.

"Ini sungguh sulit dipercaya. Tetapi kami sudah berada di posisi yang memang kami inginkan. Kami harus bersabar untuk mencapai posisi seperti sekarang ini," jawabnya.

"Kami memang sedikit gugup. Saya berharap yang terbaik, tetapi ini seperti untung-untungan [dalam adu penalti]. Kami sesungguhnya sudah mempersiapkan diri menghadapinya. Saya memberi apresiasi kepada pelatih kiper," kata dia lagi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)