JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut aktivitas mudik jelang perayaan Iduladha membuat penambahan kasus COVID-19 di lima provinsi di Indonesia. 

"Ini ada kaitannya dengan aktivitas mudik yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada hari lebaran termasuk perayaan Iduladha," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Kamis, 30 Juli.

Adapun lima provinsi yang disebut mengalami peningkatan kasus jelang perayaan Iduladha adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Lebih lanjut, Wiku menjelaskan berdasarkan Rabu, 29 Juli kemarin, Indonesia mengalami penambahan kasus positif COVID-19 harian mencapai 2.381 orang. Dia menjelaskan, dari angka tersebut, DKI Jakarta menyumbangkan kasus harian terbanyak 577 kasus baru.

Kemudian disusul Jawa Timur dengan 359 kasus, Jawa Tengah 313 kasus, Sumatera Utara 241 kasus, dan Sulawesi Selatan 128 kasus.

"Ini adalah daerah yang kebetulan daerah mudik dan ini adalah kasus dalam satu hari," ungkapnya.

Berkaca dari kejadian tersebut, eks Ketua Dewan Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ini meminta agar masyarakat kembali mempertimbangkan keinginan mereka untuk pulang ke kampung halaman untuk mengikuti perayaan Hari Raya Iduladha. 

Jika tak terlalu mendesak, sambung Wiku, sebaiknya masyarakat menunda mudik di tengah pandemi COVID-19.

"Mohon agar dipertimbangkan dan dihindari apabila tidak terlalu perlu. Karena penyumbang kasus besar adalah juga daerah-daerah tujuan dan asal mudik," ungkap dia.

Selain itu, Wiku mengutip pernyataan Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom yang pada Senin lalu menyatakan, berpergian saat pandemi COVID-19 ibarat mengambil keputusan hidup dan mati.

"Ini adalah pesan internasional dan tidak terbatas hanya untuk kepentingan Indonesia. Jadi Indonesia harus memperhatikan pesan tersebut khususnya dalam rangka Iduladha," pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)