MAKASSAR- Wakil ketua Komisi B Bidang Keuangan dan Ekonomi DPRD Kota Makassar Andi Hadi Ibrahim Baso mempertanyakan anggaran tim ahli yang baru diangkat Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin. Tim ahli ini merupakan bagian dari tim Percepatan Pemulihan Ekonomi.

"Ini kan tim ahli ini, kita nggak tahu mengambil anggaran dari mana Pemkot itu. Saya nggak tahu di mana Pemkot ambilkan anggaran itu untuk gelontorkan itu," ujar Andi dihubungi VOI, Rabu, 7 Oktober.

Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Makassar ini juga menyinggung langkah serupa yang pernah dilakukan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah. Kini Prof Rudy—sapaan Pj Walkot Makassar—juga merekrut tim ahli.

"Mengambil tenaga ahli, ngapain ikut-ikutan sama Gubernur yang merekrut TGUPP itu ngapain?," ujarnya.

Pengangkatan tim ahli tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Wali Kota Makassar Nomor 1383/500.05/2020 tentang Pembentukan Tim Ahli Wali Kota Percepatan Pemulihan Ekonomi Tahun Anggaran 2020.

Ada lima anggota tim ahli yang diangkat Prof Rudy. Mereka yang diangkat yakni Hendra Pachri sebagai tim ahli Bidang Percepatan Infrastruktur. Hendra juga tercatat sebagai Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Sementara tim ahli Bidang Akuntabilitas Pemerintahan diisi Salim Abdul Rahman yang juga mantan Inspektur Inspektorat Sulsel.

Untuk bidang Promosi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Investasi, Prof Rudy menunjuk Dewi Lastmi. Wanita besutan salah satu ajang pencarian bakat Akademi Fantasi Indosiar (AFI) juga merupakan isteri dari seorang diplomat asal Jepang dan saat ini menetap di Makassar.

Sedangkan bidang Promosi Pariwisata, dipercayakan pada Nurlina Subair dan Bidang Media dan Edukasi, Munadhir.

Tim ini akan membantu wali kota mengkoordinasikan percepatan pencapaian sasaran pada pelaksanaan pemulihan ekonomi. 

Tugasnya percepatan program infrastruktur, akuntabilitas pemerintahan, promosi UMKM dan investasi, media dan edukasi, promosi wisata, ketenagakerjaan, serta bidang marketing.

Prof Rudy menjelaskan, kondisi ekonomi di Makassar terpuruk imbas dari pandemi COVID-19. Karenanya dibutuhkan gerakan cepat untuk melakukan penanganan termasuk dengan menunjuk tim ahli.

"Kita tidak boleh lambat, apalagi lambat hanya karena perdebatan-perdebatan yang tidak penting karena adanya persepsi yang keliru.  Sama dengan mobil, bensin tidak ada masalah tapi kadangkala kita kasih lagi booster supaya kinerja engine lebih bagus. Jadi bukan berarti ada tim ahli, bensinnya bermasalah. Untuk mempercepat kinerja," ungkap Prof Rudy beberapa waktu lalu.

Dia menekankan, tim ahli yang direkrutnya bukan tim ahli 'abal-abal'. Dia punya pertimbangan khusus mengangkat tim ahli, salah satunya Dewi Lastmi.

"Saya minta dibantu agar produk UMKM kita ready to market. Dan untuk memasuki pasar kita butuh jaringan. Kita cari orang yang jaringannya luas,” papar dia.

Terkait urusan honor dan tunjangan para staf ahli tersebut, Prof Rudy mengatakan itu persoalan teknis yang menjadi urusan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

"Urusan soal tunjangan dan honor, urusannya dinas terkait. Pokoknya kita butuh tenaga ahli untuk mempercepat karena masyarakat sekarang menunggu gerakan nyata kita. Tidak butuh wacana dan bicara. Janji-janji. Tapi karya nyata yang menyentuh mereka. Saya butuh mereka," tegas Prof Rudy.

 


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)