JAKARTA - Misteri kematian ratusan gajah Afrika di Botswana akhirnya terpecahkan. Senin, 21 September, pejabat setempat mengatakan kematian gajah disebabkan racun alami yang dihasilkan oleh cyanobacteria di dalam air.
“Tes terbaru kami telah mendeteksi neurotoksin cyanobacterial menjadi penyebab kematian. Ini adalah bakteri yang ditemukan dalam air,” kata pejabat otoritas kesehatan hewan setempat, Mmadi Reuben dikutip Reuters.
Reuben menambahkan saat ini mereka masih meneliti lebih lanjut kematian gajah. Hal itu disebabkan karena banyak pertanyaan yang belum terjawab. Beberapa di antara pertanyaan berkutat pada "mengapa hanya gajah saja yang mati, dan mengapa di daerah itu saja terjadi kematian?"
“Kami memiliki sejumlah hipotesis yang sedang kami selidiki,” tambah Reuben.
Tercatat, gajah mati di Botswana tahun ini terhitung banyak, yakni mencapai 330 ekor. Hal itu diungkap langsung oleh Wakil Direktur Departemen Satwa Liar dan Taman Nasiona Botswana, Cyril Taolo pada hari ini.
另请阅读:
Tak hanya di Botswana, kematian gajah secara misterius juga terjadi di negara tetangga, Zimbabwe. Di negara itu, baru-baru ini telah ditemukan 20 bangkai gajah. Otoritas setempat pun mencurigai gajah Afrika mati karena infeksi bakteri.
Kendati demikian, secara keseluruhan populasi gajah Afrika telah menurun kerena banyaknya perburuan. Bahkan, kondisi cagar alam yang tak terkelola dengan baik juga menjadi penyebab menurunnya populasi gajah.
Menariknya, Botswana kini telah menjadi rumah bagi sepertiga gajah di benua itu. Jumlah gajah di Botswana saat ini berjumlah 130 ribu ekor.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)