JAKARTA - Anggota DPR Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina mengusulkan program isolasi mandiri di hotel bagi orang tanpa gejala (OTG) yang positif terpapar COVID-19. Program ini dapat dijalankan sekaligus untuk mendukung kebijakan OTG tidak boleh isolasi di rumah. Di sisi lain, rumah sakit sudah kewalahan menghadapi pasien COVID-19.

Salah satu hal yang mendesak adanya program isolasi mandiri tetapi tidak di rumah adalah munculnya klaster baru pada wilayah areal rukun tetangga (RT) yang bersumber dari rumah di mana sekeluarga positif COVID tanpa gejala yang berinteraksi di satu kawasan.

"Saya sangat mendukung kebijakan pemerintah untuk lebih fokus penyelesaian COVID-19 dengan mengarahkan seluruh sumber daya negara di arahkan pada pengendalian wabah ini. Namun untuk sinkron dengan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional, perlu ada seleksi program yang memang betul-betul efektif berjalan bersamaan antara program kesehatan dan program pemulihan ekonomi," jelas Nevi dalam siaran persnya, Selasa (8/9/2020).

Salah satu kebijakan yang sinkron, menurut politisi PKS ini, yaitu membangkitkan bisnis perhotelan yang saat ini juga sangat terpuruk. Program Isolasi Mandiri di Hotel, kerja sama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dengan Kemenkes atau Dinas Kesehatan setempat, merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan dengan berbagai penyesuaian sehingga semua mendapat tujuan yang diperlukan.

Warga masyarakat yang masuk dalam kriteria OTG terfasilitasi karantinanya dengan nyaman, rumah menjadi tetap aman bagi keluarga, termasuk warga sekitar. Selain itu, pemerintah juga dapat berjalan sesuai arah fokus kebijakan kesehatan, serta ekonomi masyarakat pada bidang usaha perhotelan akan semakin bergeliat.

"Untuk program hotel membuka paket isolasi mandiri 10-14 hari dengan harga menarik, untuk warga yang OTG positif COVID-19 akan menjadi salah satu solusi. Tapi tidak semua warga menjadi OTG, akan mampu membayar biaya hotel, meski sekecil apapun biaya yang dikeluarkan. Jadi celah-celah seperti ini perlu pemikiran lanjutan, tapi saya yakin mesti ada solusinya," urainya.

Legislator asal Sumatera Barat II ini melihat, tidak membaiknya situasi pandemi COVID-19 ini diduga karena anggaran negara di arahkan pada kegiatan-kegiatan yang besar. Ia berpendapat, saluran anggaran negara untuk dapat disinkronkan dengan pembiayaan masyarakat dengan fokus sektor kesehatan, di mana sektor lainnya sebagai penunjang merupakan alternatif penyelesaian masalah pandemi. Masyarakat dan pemerintah saling bekerja sama memiliki pemahaman yang sama untuk membasmi wabah sehingga tercipta kedisiplinan pada prilaku menjaga protokol kesehatan di saat pandemi.

"Banyak paket-paket program, mesti disisir satu per satu pada fokus kesehatan yang secara bersamaan penyelamatan ekonomi menjadi satu kesatuan yang terintegrasi. Isolasi mandiri di hotel hanya salah satu. Program pemberdayaan UMKM yang dilibatkan pada pengendalian COVID-19 juga masih banyak yang dapat dilakukan. Semoga COVID-19 ini segera berlalu, karena kondisi ekonomi mayarakat makin hari makin mengkahwatirkan," tutup Nevi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)