JAKARTA - Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan sepakat dengan pengadaan vaksin yang sedang disiapkan untuk COVID-19. Tapi pemerintah diminta memastikan distribusi vaksin dengan adil setelah dinyatakan siap digunakan.

"Soal vaksin, jangan yang diutamakan perlombaannya. Sangat mungkin vaksin sudah ada, sudah diproduksi, tapi distribusinya bisa tidak tepat dan tidak adil," kata SBY dalam wawancara bersama CNBC Indonesia TV, Jumat, 14 Agustus.

SBY sependapat pengadaan vaksin menjadi penting untuk mengatasi pandemi COVID-19. SBY berharap dilakukan kerja sama antar pihak untuk pendistribusiannya.

"Oleh karena itu kerja sama untuk memproduksi vaksin dan juga kerja sama untuk mendistribusikannya itu sangat penting," katanya.

Tapi menurut SBY, pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan vaksin untuk menangani COVID-19. Sebab pemulihan sektor ekonomi juga menjadi penting.

"Jangan sampai semua negara hanya menggantungkan vaksin semata. Sekarang ini vaksin belum ada, maka semua upaya untuk menghentikan COVID-19 serta untuk memulihkan ekonomi harus jalan terus," jelasnya.

Terkait penanganan kesehatan termasuk COVID-19, pemerintah pada tahun 2021 mengalokasikan anggaran Rp25,4 triliun untuk penanganan kesehatan khusus. Alokasi ini khusus untuk pengadaan vaksin antivirus hingga bantuan iuran BPJS bagi Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).

Alokasi anggaran vaksin hingga bantuan iuran BPJS ini merupakan bagian dari RAPBN tahun 2021 dengan total alokasi anggaran Rp356,5 triliun khusus untuk 6 sektor.

“Pertama, penanganan kesehatan dengan anggaran sekitar Rp25,4 triliun untuk pengadaan vaksi antivirus, sarana dan prasarana kesehatan, laboratorium, litbang serta bantuan iuran BPJS untuk PBPU,” kata Jokowi dalam pidato Nota Keuangan 2021 di rapat paripurna DPR.

Saat ini vaksin telah dicobakan kepada relawan. Selasa lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan langsung uji coba penyuntikan vaksin COVID-19. Vaksin diuji coba terhadap 1.620 relawan di Bandung, Jawa Barat.

Diharapkan pada Januari 2021, Indonesia sudah bisa memproduksi sekaligus nantinya apabila produksi sudah siap, maka vaksin dapat segera diberikan kepada seluruh masyarakat di Tanah Air.

Vaksin yang disuntikkan kepada 1.620 relawan ini merupakan vaksin yang dikembangkan Indonesia dalam hal ini PT. Bio Farma bersama perusahaan vaksin asal Tiongkok Sinovac.

Di sisi lain, dalam tiga bulan terakhir, pengembangan vaksin juga dilakukan sendiri oleh Lembaga Eijkman, BPPT, LIPI, BPPOM, Kemenristek dan sejumlah universitas.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)