JAKARTA - Menjelang HUT Republik Indonesia ke-75, maskapai mulai gencar melakukan promosi dengan menerapkan diskon tiket ke berbagai destinasi di Tanah Air. Salah satunya dilakukan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyatakan, hal itu dilakukan untuk mengembalikan minat masyarakat kembali bepergian menggunakan angkutan udara. Selain itu, kata Irfan, tentunya dilakukan dalam rangka pemulihan kinerja perusahaan.

"Kami memberlakukan diskon hingga 45 persen," ujar Irfan kepada VOI, Rabu 12 Agustus.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan promosi tiket tidak dilakukan sendirian. Pihaknya akan menggandeng pihak ketiga untuk membantu upaya tersebut.

Saat ini maskapai penerbangan pelat merah itu sudah menawarkan promosi tarif penerbangan dengan diskon hingga 45 persen untuk menggugah minat masyarakat kembali bepergian menggunakan angkutan udara.

Embed

Promosi tiket pesawat tersebut dimulai dari penawaran ke Bali mulai dari Rp1,5 juta, Lombok mulai dari Rp1,5 juta, Yogyakarta mulai dari Rp900.000, Labuan Bajo mulai dari Rp2,1 juta, dan Medan dimulai dari Rp1,5 juta.

Irfan menambahkan pihaknya juga memastikan bahwa tidak ada protokol kesehatan yang dilanggar selama penerbangan. Pihaknya konsisten menerapkan physical distancing di semua kelas layanan yang tersedia.

Selain itu, pihaknya juga memastikan seluruh penumpang yang berada di pesawat sudah melalui pemeriksaan suhu tubuh dan validasi hasil tes cepat atau tes PCR.

Sebelumnya Irfan mengatakan, meskipun pemerintah telah memberlakukan kebijakan kenormalan baru, nyatanya minat masyarakat untuk berpergian khususnya naik pesawat masih rendah. Ia mengatakan, belum optimalnya jumlah penumpang ini karena masih adanya kekhawatiran di tengah masyarakat terkait dengan penyebaran virus di dalam pesawat.

"Ada persepsi bahwa di dalam pesawat itu ruangan tertutup sangat tidak aman. Padahal faktanya adalah kabin pesawat itu jauh lebih aman dari ruangan AC di rumah kita maupun di kantor," ucapnya, dalam diskusi virtual, Jumat, 24 Juli.

Irfan menegaskan, meski penumpang berada di ruang tertutup, tetapi ada mekanisme khusus untuk mengatur sirkulasi udara. Di kabin pesawat, perputaran udara yang terjadi secara vertikal dari atas ke bawah, bukan acak.

Lebih lanjut, Irfan menjelaskan, udara yang turun ke bawah langsung dibersihkan menggunakan penyaring partikel yang kuat atau disebut High-Efficiency Particulate Air (HEPA). Kemudian udara dipanaskan sehingga virus atau bakteri yang ada di udara mati. Lalu udara kembali dialirkan setelah melewati tahapan ini.

Menurut Irfan, secara teori filter udara ini mampu membersihkan udara hingga 95 persen. Apalagi, di masa normal baru ini Garuda mengeluarkan campaign 'Terbang Bersama Garudan Aman dan Nyaman'. Sehingga, faktor kebersihan dan keamanan menjadi prioritas.

"Selain HEPA, saya juga sampaikan bahwa protokol kesehatan di dalam pesawat itu dijaga semua pihak. Baik itu awak kabin maupun kita juga minta penumpang untuk menggunakan masker, membersikan diri setiap saat," ucapnya.

Strategi ini dilakukan oleh operator layanan transportasi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat agar kembali menggunakan moda transportasi massal di tengah pandemi COVID-19 yang belum berakhir.

Tak dapat dipungkiri salah satu penyebab sektor transportasi mengalami penurunan kinerja pada triwulan II 2020 adalah perilaku masyarakat yang memilih untuk membatasi penggunaan moda transportasi massal karena khawatir akan terpapar virus corona.

Tentunya dalam hal ini penerapan protokol kesehatan yang ketat selama perjalanan maupun sebelum dan sesudahnya tidak bisa ditawar lagi. Operator harus mampu meyakinkan kepada masyarakat bahwa armada mereka sebisa mungkin tidak akan menjadi klaster penyebaran COVID-19.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)