JAKARTA - Pandemi COVID-19 masih berlangsung namun beberapa negara sudah memperbolehkan adanya liburan atau melakukan perjalanan. Seringkali opsi menginap dan mengadakan pesta di tempat penginapan dilakukan untuk sekadar mencari hiburan.

Tetapi sadar akan bahaya yang masih mengancam, Airbnb sebagai perusahaan penyedia penginapan merilis pernyataan resmi yang diunggah pada situsnya 20 Agustus kemarin.

Dalam pernyataan tersebut, Airbnb melarang adanya pesta dalam di rumah dan membatasi jumlah orang dalam satu tempat. Disebut sebagai lockdown parties, hal ini sering dilakukan masyarakat dengan mengundang kerabat terdekat dan berpesta sepanjang malam di tempat penginapan.

Berpesta saat karantina ini nyatanya bisa menimbulkan resiko bagi masyarakat, sehingga pelarangan ini dilakukan Airbnb agar tetap menjaga masyarakat aman dari COVID-19.

Meskipun dilarang namun beberapa pemilik tempat penginapan memperbolehkan acara pesta kecil-kecilan seperti perayaan ulang tahun atau baby shower. 

Demi keselamatan seluruh pihak, Airbnb juga menghapus pilihan ‘aman untuk acara’ (event friendly) dan ‘berpesta atau membuat acara’ (parties and events allowed) dari kolom filter ketika hendak memesan sebuah tempat.

Jika ada yang melanggar, Airbnb tidak segan-segan mencabut izin kerja sama dengan tempat penginapan.

Sepanjang tahun 2020, Airbnb sebagai salah satu penyedia jasa di industri pariwisata mengalami kerugian selama pandemi COVID-19. Mereka mengaku pelanggan baru datang pada bulan Juli lalu setelah berbulan-bulan tidak ada transaksi.

Saat itu, seorang pelanggan memesan kamar lebih dari 1 juta untuk satu hari untuk pertama kalinya sejak bulan Maret di saat semua area penginapan ditutup untuk publik.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)