JAKARTA - Band pop rock Cokelat melepas versi baru dari lagu Anak Garuda secara independen (tanpa label) pada 12 Agustus 2020. Bagi Cokelat, Anak Garuda merupakan anthem, yang dirilis sebagai ungkapan rasa salut terhadap semangat orang-orang Indonesia yang pantang menyerah di kala pandemi COVID-19 terus berlangsung.
Formasi terbaik Cokelat yang kini diperkuat Edwin Marshal Sjarif (gitar), Ronny Febry Nugroho (bass), Ernest Fardiyan Syarif (gitar), Axal Andaviar (drum) bersama vokalis Aiu Ratna berupaya untuk menyadarkan kita semua, bahwa Indonesia benar-benar selalu menjadi bangsa yang kuat bertahan dan pantang menyerah.
“Terlihat bahwa orang Indonesia itu pantang menyerah, dalam keadaan apa pun bisa tetap kuat, bisa survive. Di era pandemi ini terlihat sekali orang-orang Indonesia punya kekuatan untuk menjadi pemenang. Orang Indonesia selalu punya cara untuk mengatasi masalahnya. Akhirnya kami berinisiatif merilis anthem Anak Garuda ini," kata Ronny Febry Nugroho, sang bassis, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI.
"Anak Garuda adalah simbol spirit seluruh manusia Indonesia, adalah jati diri kita yang benar-benar pantang menyerah. Seperti yang ada di liriknya, "… kami bukan pecundang, Merah Putih tetap di dada kita .…” Itu menunjukkan bahwa lagu ini sangat mewakili orang Indonesia yang bisa survive di era pandemi seperti sekarang,” lanjut Ronny.
另请阅读:
Karakter lagu Anak Garuda yang sangat memicu semangat juga membuat Aiu Ratna bergairah sehingga mampu mengeksekusi lini vokalnya secara maksimal. Bukan tanpa alasan, selama ini mantan vokalis band Garasi itu belum pernah menyanyikan lagu yang berkarakter energik seperti itu.
“Waktu menyanyikannya aku juga harus menyemangati diri sendiri, mengeluarkan suara yang lantang, dan sebenarnya itu bukan hal mudah buat aku. Sebenarnya, aku tuh tadinya kesulitan menyanyikan lagu yang bersemangat karena aku merasa (karakter) suaraku nggak lantang, mungkin karena selama ini belum pernah menyanyikan lagu-lagu seperti itu," tutur Aiu Ratna.
"Untungnya, aransemen yang dibuat Cokelat sangat memudahkan aku untuk menyanyikannya. Aku juga suka banget lagu Anak Garuda ini karena selain liriknya bagus, nada dan musiknya juga enak dan 'menggemparkan’… ya ini pengalaman yang seru!” vokalis yang juga pernah melengkapi formasi Killing Me Inside itu melanjutkan.
Lagu Anak Garuda diciptakan oleh Julianto Eka Putra, pendiri Yayasan Selamat Pagi Indonesia (YSPI) yang berlokasi di Kota Batu, Jawa Timur. Pada akhir 2019 lalu sempat direkam oleh Cokelat untuk kebutuhan theme song film layar lebar berjudul sama, Anak Garuda, produksi Butterfly Pictures. Yang berbeda dari versi terbaru ini adalah aransemennya disesuaikan dengan karakter Aiu Ratna serta sound-nya sangat bercita rasa Cokelat.
Sementara itu Edwin Marshal Syarif mengungkap, lagu Anak Garuda berkarakter rock alternatif, menyajikan aransemen yang variatif, memperdengarkan berbagai bentuk bagan per bagan lagu khas ala Cokelat. Sebuah lagu energik bertema nasionalisme.
"Khusus untuk gitar, sound, fills dan riff sangat mewarnai lagu ini. Bagian solo gitar diisi dengan hal yang berbeda. Kesatuan musik dan vokal lagu ini bertujuan untuk membuatnya menjadi dinamis, agar pendengar bisa tumbuh rasa semangat dan bangga terhadap Indonesia," beber Edwin.
Kemunculan Aiu Ratna di lagu Anak Garuda ini bisa dikatakan sebagai 'penggoda', sebuah jembatan menuju karya-karya lagu terbaru Cokelat yang saat ini sudah mulai digodok.
Rencananya, tahun ini juga para Bintang Cokelat - sebutan untuk para penggemar Cokelat - bakal mendengarkan lagu terbaru yang melibatkan kolaborasi maksimal Cokelat dengan Aiu Ratna.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)