JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum resmi menyatakan pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD sebagai peserta pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Anies – Muhaimin mendapat nomor urut 1, Prabowo – Gibran nomor urut 2 dan Ganjar – Mahfud mendapat nomor urut 3.
Ketiga pasangan itu juga sudah melansir visi dan misi jika hasil Pilpres 14 Februari 2024 menempatkan mereka sebagai pemenang. Pasangan Ganjar – Mahfud yang diusung koalisi PDI Perjuangan, PPP, Perindo dan Partai Hanura memiliki visi “Menuju Indonesia Unggul” dengan delapan misi yang disebut sebagai “Delapan Gerak Cepat Ganjar & Mahfud”.
Dilansir dari visimisiganjarmahfud, pasangan ini mengusung visi “Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”. Bila dibedah lebih lanjut, makna dari visi pasangan Ganjar – Mahfud adalah sebagai berikut.
1. Indonesia unggul merupakan kehendak bahwa Indonesia tidak hanya sekedar menjadi negara maju. Tidak sekadar menjadi kuat dan berdaya saing, tetapi juga peningkatan kemajuan, kekuatan, dan daya saing yang dicapai melampaui apa yang dicapai oleh negara lain. Sedangkan kata unggul menggambarkan kondisi pencapaian yang lebih nyata serta tidak berasumsi dan menganggap hal lain diam atau tetap.
2. Gerak cepat dimaksudkan suatu penegasan bahwa berbagai proses untuk menjadi unggul dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Momentum percepatan mendasarkan diri pada bonus demografi yang segera berakhir. Gerak Cepat juga dilakukan secara bersama-sama, bergotong royong, dengan mengandalkan kekuatan kolektif rakyat melalui perencanaan matang, serta target dan tahapan yang jelas dan terukur yang dituangkan dalam konsepsi pola pembangunan semesta dan berencana.
3. Negara maritim merupakan kesadaran terhadap kekuatan dan posisi Indonesia yang akan membentuk paradigma baru, bahwa laut bukanlah pemisah, melainkan pemersatu. Laut adalah jalan masa depan sekaligus kekuatan ekonomi, konektivitas, diplomasi, serta pertahanan dan keamanan. Laut dapat dimanfaatkan, dijaga, dan dirawat secara berkelanjutan agar bermuara pada kedaulatan negara dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Adil dan lestari adalah muara dari langkah yang ditempuh seluruh elemen bangsa dalam membangun negeri. Rakyat hidupnya sejahtera, merasakan keadilan sosial terlaksana, dan hidup dalam alam Indonesia yang lestari. Sehingga tiap-tiap manusia Indonesia betul-betul merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi.
Sementara misi pasangan ini terdiri atas delapan poin, yakni:
1. Mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian. Misi ini terdiri atas lima poin penting, yakni Kesehatan jiwa dan raga, Pendidikan berkualitas dan merata, Negara hadir dan perlindungan sosial adaptif, Budaya maju dan sportif serta Perempuan maju dan anak sejatera.
2. Mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi berdikari. Tujuan ini memiliki dua poin penting, yakni Riset dan inovasi sebagai fondasi serta Lompatan menjemput kemajuan.
3. Mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah. Tiga poin penting dari misi ini adalah Ekonomi unggul berdaya saing, Kedaulatan pangan dan Indonesia pusat ekonomi syariah dan industri halal.
4. Mempercepat pemerataan pembangunan ekonomi dengan dua poin yakni Pembangunan adil dan merata serta Bahagia dan sejahtera.
5. Mempercepat pembangunan sistem digital nasional, meliputi dua poin penting yakni Infrastruktur digital hebat dan SDM digital andal, serta Ekosistem digital berdaya saing.
6. Mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomu hijau dan biru, dengan tiga poin penting yakni Lingkungan hidup berkelanjutan, Ekonomi hijau yang berbasis pada energi dan Ekonomi biru dari sektor kelautan.
7. Mempercepat pelaksanaan demokrasi subtantif, penghormatan HAM, supremasi hukum yang berkeadilan, dan keamanan yang profesional, yang meliputi Demokrasi subtantif, Pemerintahan yang bersih dan tulus melayani rakyat, Hukum adil untuk semua lapisan masyarakat, Aparat polisi yang profesional dan terpercaya.
8. Mempercepat peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat pertahanan negara, memiliki poin penting Berperan sentral dalam menata dunia baru dan Kedaulatan NKRI dengan sistem pertahanan 5.0.
BACA JUGA:
Pertumbuhan Ekonomi Ganjar – Mahfud Harus Menyentuh Sektor Riil
Sekretaris Eksekutif TPN Ganjar-Mahfud, Heru Dewanto menjelaskan bahwa pasnagan Ganjar – Mahfud ingin membawa Indonesia maju dan unggul dari negara lain. “Yang kami maksud dengan Indonesia unggul adalah unggul dalam artian kompetitif, lebih dari negara lain. Tidak sekadar maju, tetapi relatif lebih unggul dari negara lain,” ujarnya, Sabtu 18 November.
Menurut dia, visi tersebut diterjemahkan dalam delapan misi gerak cepat yang terdiri atas 114 program. Gerak cepat ini dikaitkan dengan waktu Indonesia yang tersisa 13 tahun lagi dalam memanfaatkan bonus demografi untuk kemajuan bangsa. Karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali bergerak dengan cepat agar bisa memanfaatkan kesempatan yang datang hanya dalam satu kali dalam siklus kehidupan bangsa dan negara.
Heru juga memaparkan, pasangan Ganjar – Mahfud menilai bahwa manusia unggul bisa menggerakkan perekonomian di Indonesia. Sebab, ekonomi yang ingin dibangun adalah ekonomi berbasis nilai tambah dengan pertumbuhan ekonomi merata di Indonesia.
“Target pertumbuhan ekonomi dari Ganjar – Mahfud adalah tujuh persen per tahun. Selain itu, pasangan ini juga ingin menciptakan 17 juta lapangan kerja baru,” imbuhnya.
Pengamat ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny Sasmita menilai target 17 juta lapangan kerja untuk penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun dan mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal yang canangkan Ganjar – Mahfud memang terkesan ambisius.
Menurutnya, target tersebut berkaitan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang juga ditargetkan sebesar tujuh persen. Karena itu, jika target pertumbuhan ekonomi itu tidak bisa tercapai, maka angka 17 juta lapangan kerja baru juga akan sulit terwujud.
“Artinya, target 17 juta lapangan pekerjaan baru yang dicanangkan bisa tercapai jika pertumbuhan ekonomi juga mencapai tujuh persen per tahunnya,” kata Ronny, Senin 20 November.
Dia juga menyatakan, tantangan bagi pasangan Ganjar – Mahfud bukan hanya merealisasikan tingkat pertumbuhan ekonomi tujuh persen per tahun, tetapi juga memastikan pertumbuhan ekonomi tersebut juga berkualitas, seperti lebih banyak terjadi di sektor riil daripada di sektor finansial.
“Jika pertumbuhan tersebut kurang berkualitas, misalnya lebih banyak terjadi di sektor finansial ketimbang di sektor riil, kecil kemungkinan dapat dirasakan oleh masyarakat umum,” tukas Ronny.
Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Butuh Investasi Besar
Selain itu, faktor utama yang akan memengaruhi keberhasilan misi menciptakan lapangan kerja adalah kualitas lapangan pekerjaan yang tersedia. Jika lapangan pekerjaan yang tersedia berkualitas rendah, maka SDM berkualitas juga akan sulit terserap.
Karena itu, kata Ronny, perlu pendekatan yang terintegrasi, yang mencakup pertumbuhan ekonomi, pengembangan SDM, dan kualitas lapangan kerja untuk mencapai tujuan tersebut dengan sukses.
Ekonom senior Chatib Basri menilai pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen yang ditargetkan pasangan Ganjar – Mahfud meski bukan hal yang mustahil, tetapi memiliki tantangan besar dalam merealisasikan.
Dia menjelaskan, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen, negara membutuhkan rasio investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,8 persen. “Di sisi lain, investasi harus dibiayai oleh tabungan, dimana tabungan negara hanya 36 persen dari PDB,” ungkap Chatib, Senin 20 November.
Mantan Menteri Keuangan ini mengkalkulasi, jika target pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen, maka diperlukan investasi 47,6 persen dari PDB.
“47,6 dikurangi 36 (tabungan kita) maka masih ada defisit 11 persen dari PDB yang harus jadi perhatian Ganjar – Mahfud. Itu mau nyari dana darimana? Solusinya cuma hutang, penanaman modal asing, atau menaikkan tax ratio. Sebenarnya jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi di era Presiden Joko Widodo sebesar lima persen per tahun, mungkin target yang realistis di angka 5,5 sampai 6,5 persen per tahun,” tutup Chatib Basri.