Alasan Telegram Gulung Tikar Layanan Mata Uang Kriptonya
Ilustrasi Telegram (unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Telegram akan menghentikan bisnis mata uang kripto yang dikembangkan Telegram Open Network (TON). Adapun alasannya karena mata uang kripto yang dijuluki Gram itu gagal melego di Bursa efek Amerika Serikat (AS) atau Securities and Exchange Commission (SEC) belum lama ini.

Dihimpun dari Tech Crunch, Rabu 13 Maret, TON merupakan platform blockchain yang dirancang untuk menawarkan mata uang kripto kepada siapa pun yang memiliki smartphone, layanan ini mirip dengan proyek Facebook, Libra.

Sama halnya dengan Libra, pada Oktober lalu, SEC telah memerintahkan Telegram untuk menghentikan Gram setelah pihaknya gagal mendaftarkan penjualan awal senilai 1,7 miliar dolar AS.

"Keterlibatan aktif Telegram dengan TON telah berakhir. Anda mungkin melihat atau mungkin sudah melihat situs yang menggunakan nama saya atau merek Telegram atau singkatan 'TON' untuk mempromosikan proyek mereka. Jangan percayai mereka dengan uang atau data Anda," ungkap CEO sekaligus Pendiri Telegram, Pavel Durov.

Mata uang digital (pixabay)

Sebenarnya, Durov sangat menentang putusan itu, dengan alasan bahwa pengadilan AS seharusnya tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan penjualan mata uang kripto di luar perbatasan AS. Ia bahkan meminta dukungan orang lain untuk untuk menggantikan Telegram.

Pengumuman hari ini membuat Durov sangat terkejut, karena bulan lalu Telegram telah meyakinkan orang-orang bahwa mereka akan meluncurkan TON pada April 2021, mengetahui hal ini, pihak Telegram langsung mengembalikan dana 1,2 miliar AS milik investor, bagian penting dari investasi mereka, atau 110 persen dalam setahun setelah peluncuran yang seharusnya dilakukan TON.

Melihat TON gulung tikar, hal itu menandakan bahwa drama dari mata uang kripto telah usai, begitupun dengan Libra yang memiliki masalah serupa.

Diketahui sebelumnya, Telegram pertama kali mempromosikan TON kepada investor pada 2017. Investor itu meliputi Benchmark dan Lightspeed Capital, serta beberapa investor Rusia yang memasang 1,7 miliar dolar AS sebagai keuntungan bagi Gram untuk mereka.

Tetapi, akhir Maret lalu, Hakim Distrik AS Kevin Castel dari Manhattan mengeluarkan perintah pengadilan awal yang mendukung gugatan SEC untuk melarang peluncuran platform TON blockchain.

"Pertempuran ini mungkin merupakan pertempuran paling penting bagi generasi kita. Kami harap Anda berhasil di tempat kami gagal," tambah Durov.