Bagikan:

JAKARTA – Alphabet, induk perusahaan Google, diketahui sempat mempertimbangkan kesepakatan eksklusif dengan produsen ponsel Android seperti Samsung pada tahun lalu. Kesepakatan tersebut tidak hanya mencakup aplikasi pencarian Google, tetapi juga aplikasi AI Gemini dan peramban Chrome, menurut dokumen yang ditampilkan dalam hari kedua sidang antimonopoli di Washington.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat bersama koalisi luas jaksa agung negara bagian meminta pengadilan untuk memerintahkan Google menjual peramban Chrome dan mengambil langkah lainnya. Tujuannya adalah untuk mengakhiri monopoli Google dalam bidang pencarian online dan periklanan terkait.

Dalam putusannya sebelumnya, Hakim Distrik AS Amit Mehta menyatakan bahwa Google mempertahankan dominasinya dengan membuat perjanjian eksklusif bersama perusahaan seperti Samsung agar mesin pencarinya menjadi default di perangkat baru.

Namun, menurut dokumen yang ditampilkan dalam persidangan, pada 1 April 2025 Google telah menandatangani perjanjian baru yang bersifat non-eksklusif dengan Samsung. Perjanjian ini tidak membatasi Samsung untuk memuat produk pencarian alternatif di perangkat mereka.

Google sebelumnya menyatakan akan melonggarkan perjanjian-perjanjiannya guna menanggapi keputusan hakim Mehta, meskipun belum mengumumkan langkah spesifik yang telah dilakukan.

Jaksa penuntut dalam pernyataan pembukaan sidang pada  Senin 21 April menyatakan keprihatinannya bahwa monopoli pencarian Google bisa memberikannya keuntungan tidak adil di bidang AI. Produk AI seperti Gemini disebut berpotensi menjadi saluran baru bagi pengguna untuk kembali diarahkan ke mesin pencarian Google.

Nick Turley, Kepala Produk ChatGPT dari OpenAI, dijadwalkan memberikan kesaksian pada hari Selasa. Ia akan menjelaskan bagaimana perjanjian eksklusif Google menyulitkan distribusi produk AI seperti ChatGPT.

Google menanggapi bahwa perkara ini bukan tentang AI, dan bahwa perusahaan menghadapi persaingan ketat dari perusahaan lain seperti Meta Platforms.